Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) telah merilis laporan keuangan periode sembilan bulan 2024. Sejalan dengan kenaikan produksi, emiten yang juga dikenal sebagai Harita Nickel ini mengalami pertumbuhan pendapatan dan laba bersih.
NCKL meraup pendapatan dari kontrak dengan pelanggan senilai Rp 20,37 triliun hingga September 2024. Meningkat 17,74% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy), yang kala itu masih berada di level Rp 17,30 triliun.
Pendapatan NCKL hingga kuartal III-2024 didapat dari segmen pengolahan nikel senilai Rp 17,74 triliun dan penambangan nikel sebesar Rp 2,63 triliun. Mmencerminkan kenaikan masing-masing 19,38% dan 8,23% (yoy).
Secara bottom line, laba bersih NCKL tumbuh sebesar 8,29% (yoy) dari sebelumnya Rp 4,46 triliun menjadi Rp 4,83 triliun hingga September 2024. Pada periode yang sama, EBITDA Harita Nickel meningkat sekitar 14% menjadi Rp 8,88 triliun.
Baca Juga: Ini Faktor Pendongkrak Pendapatan & Laba Harita Nickel (NCKL) per Kuartal III-2024
Head of Investor Relations Harita Nickel, Lukito Gozali mengungkapkan hasil tersebut menunjukkan kinerja operasional dan pertumbuhan keuangan yang stabil di tengah tantangan pasar global. Pertumbuhan pendapatan NCKL didukung oleh peningkatan volume produksi di operasi penambangan dan pemrosesan.
Dari sisi operasional, volume produksi bijih nikel mencapai lebih dari 16,27 juta wet metric tonnes (wmt), meningkat sekitar 12% (yoy). Produksi Feronikel (FeNi) dari smelter Rotary Kiln-Electric Furnance (RKEF) mencapai 95.813 ton, tumbuh sekitar 39% (yoy).
Sementara fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) menghasilkan 71.531 ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) Ni, naik sekitar 47% (yoy). Lukito menambahkan, fasilitas HPAL kedua, PT Obi Nickel Cobalt (ONC) memulai lini produksi pertama di bulan April 2024, dan keseluruhan tiga lini produksinya sudah berhasil mencapai kapasitas penuh di bulan Agustus.
Capaian tersebut memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada total produksi fasilitas HPAL dan terhadap kenaikan penjualan bijih nikel ke divisi tambang. Selain itu, fasilitas HPAL pertama mulai memproduksi dan mengekspor kobalt elektrolitik di bulan Agustus, yang menambah ragam produk Harita Nickel.
"Hasil ini mencerminkan upaya berkelanjutan kami untuk mengoptimalkan operasional dan menjaga profitabilitas di tengah fluktuasi harga nikel global. Perluasan kapasitas produksi kami mendukung kebutuhan pasar yang terus meningkat, khususnya di sektor baterai kendaraan listrik," ungkap Lukito dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (22/11).
Investment Analyst Stockbit Hendriko Gani mengamati NCKL mencetak laba bersih kuartalan tertinggi sejak Initial Public Offering (IPO). Realisasi pada kuartal III-2024 mencapai sekitar Rp 2 triliun atau naik 12,6% secara kuartalan (QoQ).
Hasil tersebut membawa NCKL meraih laba bersih senilai Rp 4,83 triliun pada periode sembilan bulan 2024. Melampaui ekspektasi, karena setara dengan 93% dari estimasi capaian setahun penuh 2024 Stockbit dan 91% dari estimasi full year konsensus.
Secara operasional, pendapatan NCKL pada kuartal III-2024 tumbuh 11,9% (QoQ), sedangkan beban pokok pendapatan naik lebih moderat di level 3,7% (QoQ). Dengan begitu, margin laba kotor meningkat secara kuartalan dari 32,6% menjadi 37,5%.
Selain itu, beban operasional turun 7,3% (QoQ), sehingga mendorong pertumbuhan laba usaha setinggi 35,5% (QoQ). Hendriko melanjutkan, pertumbuhan pendapatan NCKL pada kuartal III-2024 terutama didorong oleh peningkatan volume, seiring smelter HPAL milik ONC mulai beroperasi secara penuh pada Agustus 2024.
Selain peningkatan volume, Hendriko memprediksi kenaikan produksi nikel MHP yang merupakan salah satu produk intermediary dari pengolahan smelter HPAL turut meningkatkan harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP) dan margin NCKL pada kuartal III-2024.
"Sebab, produk MHP memiliki ASP dan cash margin yang lebih tinggi dibandingkan feronikel," ungkap Hendriko dalam riset yang disiarkan Jumat (22/11).
Sedangkan secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyarankan pelaku pasar untuk waspada karena secara umum pergerakan harga saham emiten nikel cenderung sideways. Secara sektoral, IDX basic materials juga masih berada di fase downtrend.
Namun untuk saham NCKL, pelaku pasar bisa mencermati peluang speculative buy. Saran Herditya, cermati support di level Rp 800 dan resistance pada area Rp 860.
Target harga untuk saham NCKL bisa dicermati pada level Rp 910 - Rp 945. Adapun, pada perdagangan Jumat (22/11), harga NCKL mengalami penguatan 3,09% ke posisi Rp 835 per saham.
Selanjutnya: Cara Mengembalikan Foto yang Terhapus di Berbagai Aplikasi Hp dan iPhone
Menarik Dibaca: 6 Website Jurnal Ilmiah Gratis, Mahasiswa Wajib Tahu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News