Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
Sementara itu, Hendriko cenderung menyarankan investor untuk memahami betul bisnis yang dijalankan oleh emiten-emiten sektor teknologi.
Baca Juga: IHSG diramal lanjutkan pelemahan pada Selasa (16/11), cermati saham-saham ini
"Memilih emiten dengan potensi membukukan kinerja yang menjanjikan pertumbuhan ke depannya mengingat masih banyak emiten teknologi yang merugi saat ini," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (15/11).
Hendriko sebenarnya masih melihat potensi saham-saham teknologi kembali menguat. Dengan catatan, terjadi rotasi ke sektor teknologi yang dipicu oleh katalis-katalis positif. Di sisi lain, saham ini bisa menguat kembali apabila emiten-emiten mampu membukukan kinerja yang baik dan sesuai dengan ekspektasi investor.
Sekadar informasi, emiten-emiten Grup Kresna yang sudah merilis laporan keuangan hingga kuartal III 2021 mencetak pertumbuhan yang positif, bahkan beberapa melesat drastis.
Mengutip laporan keuangan, TFAS membukukan kenaikan pendapatan bersih hingga 0,89% year on year (yoy) menjadi Rp 489,88 miliar. Sementara laba bersihnya meningkat 269,95% yoy menjadi Rp 38,40 miliar.
Adapun pendapatan bersih DMMX bertumbuh 105,93% yoy menjadi Rp 715,85 miliar, dengan kenaikan laba yang lebih yang lebih signifikan yakni 811,93% yoy menjadi Rp 226,18 miliar.
Baca Juga: Jelang akhir tahun, MI mulai ancang-ancang window dressing
Kinerja yang positif juga dicatatkan oleh NFCX dengan pertumbuhan pendapatan 8,71% yoy menjadi Rp 6,44 triliun. Sementara laba bersihnya terkerek 823,39% yoy menjadi Rp 164,88 miliar.
Di sisi lain, DIVA mengalami kenaikan pendapatan bersih hingga 45,54% yoy menjadi Rp 3,61 triliun. Laba bersihnya melesat menjadi Rp 1,24 triliun dari sebelumnya Rp 26,06 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News