Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten farmasi yang telah merilis laporan keuangan tahun 2020 mencetak kinerja yang apik.
Beberapa emiten itu adalah PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), PT Soho Global Health Tbk (SOHO), dan PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC).
Berdasar data yang dihimpun Kontan.co.id, emiten-emiten farmasi itu masih mampu mencetak pertumbuhan baik dari sisi top line maupun bottom line.
Hanya pendapatan TSPC yang melorot tipis 0,07% year on year (yoy) menjadi Rp 10,99 triliun di tahun 2020. Sementara, kenaikan pendapatan paling tinggi dicatatkan oleh SOHO dengan pertumbuhan 22,10% yoy menjadi Rp 6,16 triliun.
Baca Juga: Pelaku industri kimia, farmasi, dan tekstil Indonesia bersiap terapkan industri 4.0
Dari sisi bottom line, KAEF mencetak peningkatan paling drastis dari sebelumnya menanggung rugi Rp 12,72 miliar menjadi mengantongi laba bersih Rp 17,64 miliar. Sementara, pertumbuhan laba paling mini dicatatkan oleh KLBF hingga 9,04% yoy menjadi Rp 2,73 triliun.
Head of Research Henan Putihrai Robertus Hardy mencermati, dari segmen obat resep, sebenarnya pertumbuhan penjualan emiten-emiten farmasi tidak setinggi tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19.
Bahkan, segmen ini megalami penurunan. Penjualan obat resep yang lesu itu diperberat kekhawatiran dan ketakutan pasien umum non-Covid-19 untuk berobat.
Adapun kinerja yang positif sepanjang tahun 2020 ditopang oleh kesadaran konsumen untuk menjaga daya tahan tubuh di masa pandemi dengan mengkonsumsi produk-produk tertentu.
"Emiten-emiten farmasi di atas banyak tertolong oleh meningkatnya penjualan produk Nutrisi, Vitamin, dan Suplemen Kesehatan," ujar Robertus kepada Kontan.co.id, Selasa (6/8).
Lebih lanjut diungkapkan, ke depan emiten farmasi masih memiliki prospek kinerja yang baik karena pandemi Covid-19 masih belum usai. Menurutnya, produk-produk Nutrisi, Vitamin, dan Suplemen Kesehatan masih akan menjadi penopang kinerja.
Tidak jauh berbeda, Analis RHB Sekuritas Vanessa Karmajaya memproyeksikan kinerja emiten farmasi tahun 2021 akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Adapun gaya hidup sehat masih menjadi salah satu faktor pengerek kinerja emiten farmasi tahun ini.
Baca Juga: Indofarma (INAF) optimistis pendistribusian GeNose C19 akan kerek pendapatan
Di samping itu, kinerja industri farmasi juga terbantu dengan tidak adanya penutupan toko atau mal, maupun pembatasan ketat lainnya.
Di antara saham farmasi yang ada, RHB Sekuritas hanya mencermati saham KLBF. Terhadap saham ini, ia merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.750 per saham.
Di sisi lain, Robertus cenderung merekomendasikan SIDO dengan target harga Rp 950 per saham. " (SIDO) Memiliki produk herbal yang sekarang ini banyak dicari konsumen karena dapat meningkatkan daya tahan tubuh," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News