Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
"Dengan demikian, HBA yang digunakan dalam pembayaran royalti mencerminkan perhitungan yang lebih akurat dari harga jual dan/atau harga pasar yang sebenarnya," sebutnya.
PTBA saat ini memiliki dua fasilitas transportasi kereta api untuk mengangkut batubara yang diproduksi dari tambang Tanjung Enim - Tarahan dengan kapasitas 25 juta ton/tahun. Lalu juga ke tambang Tanjung Enim - Kerapati dengan kapasitas 7 juta ton/tahun.
Selain itu, PTBA juga sedang mengembangkan rute baru dari Tanjung Enim - Keramasan dengan kapasitas 20 juta ton/tahun yang dijadwalkan akan mulai beroperasi pada kuartal IV 2024.
Kemudian, perusahaan juga sedang dalam tahap finalisasi studi kelayakan untuk rute Tanjung Enim - Perajen dengan kapasitas 20 juta ton/tahun yang ditargetkan akan beroperasi pada kuartal III 2026.
"Kedua rute baru ini nantinya akan digunakan untuk mendukung sinergi rantai pasok batu bara BUMN antara PTBA, PT KAI dan PLN," paparnya.
Namun dengan hasil kinerja semester I, Henan Putihrai melihat peluang pertumbuhan PTBA masih terbatas. Karenanya, ia merekomendasikan hold PTBA dengan target harga Rp 2.900.
Adapun BRI Danareksa Sekuritas lebih optimis dengan merekomendasikan buy PTBA dengan target harga Rp 4.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News