Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Putri Werdiningsih
Sementara itu, Pandhu menyoroti pergerakan harga minyak yang dua pekan terakhir ini mengalami koreksi, setelah rally sejak awal Juni. Secara tren besar, sejak tahun lalu harga minyak masih cenderung sideways dalam rentang US$ 67 - US$ 88 per barel, dengan rata-rata sekitar US$ 77 per barel.
Pandhu menaksir, harga minyak di kisaran US$ 78 per barel masih cukup kondusif bagi keberlangsungan industri, mengingat rata-rata perusahaan masih mampu menghasilkan laba.
Hanya saja, Pandhu memperkirakan kinerja emiten migas masih akan cenderung flat, jika volume produksi dan operasional hanya mengandalkan proyek yang dimiliki saat ini.
Baca Juga: Menakar Potensi Rotasi Sektor & Saham Unggulan Analis Saat Laju IHSG Tertahan
Seperti saham komoditas lain, imbuh Pandhu, saham di emiten migas lebih baik dimanfaatkan untuk investasi jangka pendek karena biasanya memiliki rentang pergerakan yang cukup jauh.
"Lebih aman jika dilakukan trading ketika berada dalam trend bullish, atau minimal menunggu sinyal reversal yang solid muncul sebelum mengambil keputusan," tegas Pandhu.
Pandhu lantas melirik saham PT Elnusa Tbk (ELSA) yang saat ini masih bergerak dalam trend bullish dan secara valuasi masih relatif murah dengan price earning sekitar 5,3 kali. Lagipula, sebagai bagian dari Grup Pertamina, ELSA cenderung lebih mudah menjangkau proyek-proyek terkait eksplorasi dan mendukung peningkatan produksi minyak nasional.
Selain ELSA, Pandhu juga menjagokan saham Grup Pertamina lainnya, yakni PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Pandhu menilai PGAS menarik untuk investasi jangka panjang menimbang pertumbuhan kinerja yang kuat, valuasi yang relatif murah serta dividen yield yang tergolong besar.
Saham ELSA dan PGAS juga menjadi pilihan Aditya. Namun, Aditya menyarankan sell on strength untuk keduanya. Bagi saham ELSA, perhatikan support di Rp 500 dan resistance Rp 545. Sementara untuk saham PGAS, cermati support di Rp 1.535 dan resistance di Rp 1.615.
Baca Juga: Izin Tambang Jalan Lagi Rio Tinto Siap Memasok Litium ke Eropa Hingga 90% Kebutuhan
Aditya kemudian merekomendasikan buy on support saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA). Saran untuk saham MEDC, masuk pada area Rp 1.285 - Rp 1.310 untuk target harga Rp 1.370 dan stoploss di Rp 1.265.
Sementara untuk RAJA, masuk di area harga Rp 1.125 - Rp 1.140 untuk target harga di Rp 1.195 dan stoploss di Rp 1.080. Sedangkan Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menjagokan saham ELSA, PGAS dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).
William menyematkan rekomendasi buy untuk ELSA (support Rp 464 - resistance Rp 620) dan PGAS (support Rp 1.505 - resistance Rp 1.715). Kemudian buy on weakness saham ENRG dengan mencermati support Rp 172 dan resistance di Rp 250 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News