Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto
Sedangkan, untuk MNCN Rendy juga melihat meski pendapatan berpotensi turun, tetapi dengan adanya non-time consuming (ntc) ads bisa meminimalisir efek penurunan volume pada iklan televisi.
Selain itu, penetrasi dalam platform digital seperti media sosial dan OTT juga turut berdampak positif untuk menjaga kinerja MNCN.
Dengan asumsi pandemi Covid-19 bisa diselesaikan di tahun ini, Rendy memperkirakan kinerja sektor media akan membaik di 2021.
Baca Juga: Mirae Asset Sekuritas ubah target harga SCMA dan ACES
"Pemulihan sektor media tentu akan mengikuti pertumbuhan ekonomi. Jika aktivitas ekonomi kembali normal, maka sektor media juga akan kembali menaikkan anggaran untuk beriklan dan ini akan memberikan efek positif ke depannya," kata Rendy.
Sementara, Chris memproyeksikan kinerja MNCN akan cukup baik dan bisa bertahan di tengah tekanan pandemi korona. Sentimen positif tersebut datang karena MNCN mulai beralih ke media digital. Alahsil, potensi untuk meningkatkan pendapatan masih ada.
"Di saat pandemi masyrakat akan lebih bayak menghabiskan waktu di media baik televisi maupaun media digital dan MNCN juga sudah masuk ke media digital sehingga seharusnya sektor ini masih cenderung akan lebih mudah untuk pulih," kata Chris.
Rendy merekomendasikan buy SCMA di target harga Rp 1.190 per saham. Sementara buy untuk MNCN di target harga Rp 1.370 per saham.
Sedangkan, Christine merekomendasikan hold untuk SCMA di target harga Rp 810 per saham. Sementara, Chris merekomendasikan buy MNCN di target harga Rp 1.300 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News