kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak Rekomendasi Saham Emiten Sawit di Tengah Sentiment Kenaikan DMO CPO


Kamis, 10 Maret 2022 / 15:12 WIB
Simak Rekomendasi Saham Emiten Sawit di Tengah Sentiment Kenaikan DMO CPO
ILUSTRASI. Perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).


Reporter: Akhmad Suryahadi, Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor perkebunan sawit masih dipenuhi sejumlah sentimen, salah satunya yakni kebijakan pemerintah yang menaikkan porsi domestic market obligation (DMO) minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dari semula 20% menjadi 30%. Regulasi ini ditetapkan pada Rabu (9/3) dan berlaku mulai Kamis (10/3).

Kebijakan ini dilakukan guna mempercepat kestabilan harga minyak goreng di dalam negeri yang saat ini belum menyentuh harga eceran tertinggi (HET).

Analis BRIDanareksa Sekuritas Andreas Kenny menilai, kebijakan ini bisa menyebabkan harga minyak sawit mentah internasional naik. Sebab, proses dan arus ekspor menjadi lebih lambat sehingga membuat pasokan CPO di pasar menjadi berkurang.

Dia mengatakan, kebijakan ini sebenarnya akan berpengaruh negatif terhadap emiten yang punya porsi penjualan ekspor, seperti PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Kebijakan ini berdampak ke net basis atau laba bersih. Tetapi harga CPO internasional yang sudah tinggi akan membantu AALI.

Baca Juga: Trafik Mulai Pulih, Simak Rekomendasi Saham Jasa Marga (JSMR) dari Analis Berikut

Dus, Andreas menilai, kenaikan porsi DMO ini akan berdampak positif ke saham AALI. “Iya (berdampak bagus), tetapi melalui volume ekspor yang berkurang dan harga CPO naik,” terang Andreas, Kamis (10/3).

Dengan memperhitungkan harga CPO yang lebih tinggi sebesar MYR 5,000 per ton di 2022  dari (sebelumnya: MYR 3.800 per ton), asumsi ini mengarah ke harga efektif Rp 13.957 per kg atau naik 23,3% secara year-on-year (yoy).

Andreas mengatakan, produksi inti AALI diperkirakan akan naik sebesar 3% yoy, ditambah dengan lebih banyaknya pembelian tandan buah segar (TBS) membuat pertumbuhan produksi diperkirakan mencapai 5% yoy. Volume penjualan CPO diperkirakan sebesar 1,5 juta ton untuk 2022.

Hasilnya, tahun ini AALI diperkirakan membukukan laba bersih Rp3,4 triliun, melesat 70,2% dari proyeksi laba sebelumnya yakni Rp 1,99 triliun. 

BRI Danareksa Sekuritas juga menaikkan asumsi harga CPO tahun 2023 sebesar MYR 4.500 per ton (dari sebelumnya MYR 3.600). Sehingga, Andreas menaikkan proyeksi laba AALI tahun depan sebesar 21% menjadi Rp 2,8 triliun dari sebelumnya Rp 2,35 triliun.

Baca Juga: Simak Prediksi Sejumlah Analis untuk Saham Bank-Bank Besar

Konflik Rusia berdampak ke harga CPO

Dalam laporannya tertanggal 28 Februari 2022, analis CGS CIMB Sekuritas Ivy NG Lee Fang dan Nagulan Ravi mengatakan, konflik yang sedang terjadi antara Ukraina dengan Rusia telah menyebabkan penutupan beberapa pabrik dan pelabuhan penghancur biji bunga matahari di Ukraina. Hal ini mengganggu produksi dan ekspor minyak bunga matahari yang merupakan substitusi dari CPO.

Ukraina sendiri merupakan produsen dan pengekspor minyak biji bunga matahari terbesar di dunia dengan pangsa pasar 47% terhadap ekspor global. Sementara itu, Rusia menguasai pangsa pasar sebesar 29,9% dari ekspor global. Dus, kedua negara tersebut menyumbang sekitar 60% dari produksi minyak biji bunga matahari global pada 2020-2021.

Ini merupakan gangguan signifikan terhadap arus perdagangan minyak nabati global. Minyak biji bunga matahari merupakan minyak nabati ketiga yang paling banyak diperdagangkan di dunia setelah minyak sawit dan kedelai (soybean oil).

Dus, pasar menantikan peningkatan ekspor minyak bunga matahari dari Ukraina untuk mengurangi sebagian pasokan yang terbatas saat ini di pasar minyak nabati global. Keadaan ini diperparah dengan keputusan Indonesia yang memberlakukan DMO pada perusahaan eksportir sawit untuk memastikan ketersediaan minyak goreng dalam negeri.

Menurut Ivy dan Ravi, panic buying yang dilakukan untuk menutupi kekurangan sementara pasokan minyak nabati dari Ukraina kemungkinan akan berlanjut sampai situasi membaik. Minyak sawit dan minyak kedelai kemungkinan besar akan diuntungkan dari kondisi ini.

Dengan demikian, harga CPO dalam waktu dekat kemungkinan akan tetap tinggi dan berada di atas perkiraan harga CPO rata-rata yang dipasang CGS CIMB Sekuritas, yakni sebesar RM 4.100 per ton.

Rekomendasi

Andreas mempertahankan rekomendasi beli saham AALI dengan target harga yang lebih tinggi, yakni Rp 20.000  dari sebelumnya Rp 19.000. Rekomendasi ini menimbang naiknya proyeksi kinerja laba bersih AALI yang mengakibatkan posisi kas yang lebih tinggi.

Baca Juga: Mirae Asset Rekomendasikan Beli Saham Adaro Energy (ADRO), Ini Alasannya

Sedangkan CGS CIMB Sekuritas merekomendasikan add saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) dengan target harga Rp 1.250.

Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy merekomendasikan beli saham PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) dengan target harga Rp 900. TAPG, dia menyebut, hampir seluruh produksinya memang selama ini dijual ke pembeli domestik. Sehingga aturan DMO tidak memiliki dampak material terhadap TAPG.

Kebijakan domestic price obligation (DPO) juga sebenarnya tidak berdampak signifikan terhadap TAPG. “Karena margin dari penjualan non-DPO yang lebih besar dapat mengompensasi potensi margin yang lebih rendah dari penjualan DPO,” terang Robertus kepada Kontan.co.id, Kamis (10/3).

Selain itu, mengingat usia pohon yang lebih muda, serta kemajuan teknologi dan komitmen keberlanjutan, Robertus berpendapat bahwa TAPG layak mendapatkan valuasi premium dibandingkan dengan perusahaan lain di sektor ini.

Robertus menilai, harga CPO masih akan bertahan di atas MYR 6.000-6.500 pada tahun ini. Proyeksi tersebut dengan  menimbang faktor disrupsi yang masih akan terjadi pada rantai pasok komoditas dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×