Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah terkoreksi cukup dalam selama tiga hari perdagangan berturut-turut sejak akhir pekan lalu, saham bank-bank besar terkerek naik pada penutupan perdagangan Rabu (9/3).
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya ditutup menguat 3,16% pada penutupan perdagangan Rabu (9/3) ke Rp 4.570. Namun, masih terkoreksi 1,3% dalam sepekan. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 1% ke level Rp 7.623 dan dalam sepekan terkoreksi 0.3%.
PT Bank Centra Asia Tbk (BBCA) ditutup meningkat 2,6% ke level Rp 7.850 dan dalam sepekan masih turun 2,5%. Sedangkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ditutup naik 2,3% ke level Rp 7.775 tetapi dalam seminggu masih turun 1,9%.
Ellen May Founder Emtrade mengatakan, penurunan saham bank besar dalam dua hari terakhir hanya bersifat profit taking saja di tengah faktor konflik geopolitik yang sedang terjadi. "Penurunan itu merupakan kesempatan untuk masuk lagi," katanya pada Kontan.co.id, Rabu (9/3).
Baca Juga: Pilihan Saham dan Proyeksi IHSG untuk Kamis (10/3)
William Siregar, Senior Equity Research Analyst Emtrade menambahkan, penurunan saham bank besar dalam dua hari terakhir sebagian besar karena terkena dampak sistematis dari konflik Rusia dan negara-negara barat yang mengakibatkan penurunan market secara global, termasuk IHSG.
Sebagai catatan, sektor banking memiliki beta yang tinggi terhadap IHSG. William bilang, investor asing saat ini masih mencatatkan net buy Bursa Saham Indonesia walaupun dalam dua hari terakhir mereka mulai merealisasikan profit.
Namun, dia mengingatkan untuk investor untuk mewaspadai peluang asing untuk kembali melakukan taking profit, terutama jika diukur dari dampak kenaikan The Fed yang diekspektasikan akan dinaikkan sebesar 25-50 basis point (bps) pada Maret ini.
Selain itu, konflik yang berkepanjangan akan membuat investor memburu dollar AS sehingga potensi capital outflow kemungkinan dapat terjadi.
Sebetulnya Emtrade melihat prospek saham bank-bank besar masih akan solid. "Kenaikan The Fed rate yang pada akhirnya akan diikuti oleh kenaikan suku bunga BI merupakan katalis positif bagi sektor banking dalam jangka panjang, yang berpotensi mendorong kenaikan net margin," jelas William.