Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sepanjang enam bulan pertama 2020 mengalami tekanan. Emiten pertambangan batubara pelat merah ini membukukan laba bersih senilai Rp 1,28 triliun.
Realisasi ini turun 35,8% dari torehan laba bersih Bukit Asam pada semester pertama 2019 yang kala itu mencapai Rp 2,0 triliun.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo mengatakan, kinerja bottom-line pada semester pertama merealisasikan 45,1% dari perkiraan Mirae Asset dan 46,5% dari konsensus setahun penuh.
Di sisi operasional, emiten penghuni Indeks Kompas100 tersebut memproduksi 11,9 juta ton batubara hingga Juni 2020 atau turun 6,03% secara year-on-year (yoy) akibat pendemi Covid-19.
Baca Juga: Permintaan terkerek, harga batubara acuan (HBA) Oktober naik menjadi US$ 51 per ton
“Namun, kami yakin bahwa jumlah produksi batubara PTBA akan pulih pada semester kedua 2020 karena diperkirakan permintaan batubara global akan lebih tinggi,” tulis Andy dalam riset, Kamis (1/10).
Untuk saat ini, Mirae Asset Sekuritas masih mempertahankan estimasi produksi batubara PTBA hingga akhir tahun pada level 29,1 juta ton. Estimasi ini lebih tinggi dari pedoman produksi PTBA tahun ini, yakni hanya sebesar 25,1 juta ton.
Sementara untuk nisbah kupas (stripping ratio), Mirae Asset mencatat bahwa PTBA membukukan nisbah kupas yang lebih rendah pada semester I-2020, menjadi 4,4x dari periode sebelumnya di angka 4,6x. Saat ini, asumsi rasio pengupasan PTBA untuk setahun penuh dipertahankan di level yang sama, yakni 4,5x.
Adapun penjualan keseluruhan batubara pada enam bulan pertama 2020 mencapai 12,5 juta ton (-6,7% yoy) yang terdiri atas penjualan ekspor sebesar 5,2 juta ton (41,4%) dan penjualan ke pasar domestic mencapai 7,3 juta ton atau. setara 58,6% dari total penjualan.
Baca Juga: Permintaan meningkat, harga batubara acuan (HBA) Oktober naik jadi US$ 51 per ton
Seiring, harga jual rerata (average selling price /ASP) batubara pada semester I-2020 juga merosot ke Rp705.735 per ton (-9,4% yoy) karena penurunan harga batubara yang terjadi secara global.
Ini berimbas pada pendapatan PTBA yang menurun sebesar 15,1% menjadi Rp 9,01 triliun. Pendapatan PTBA pada enam bulan pertama 2020 hanya memenuhi 42,7% dari perkiraan Mirae Asset dan 48,3% consensus setahun penuh.
Baca Juga: Harga batubara acuan (HBA) Oktober naik 3,2% menjadi US$ 51 per ton
Mengingat perkiraan pendapatan yang tidak berubah, Andy mempertahankan target harga untuk saham PTBA pada level Rp 2.100 per saham.
Andy juga mempertahankan rekomendasi hold saham PTBA karena hanya memilki potensi kenaikan 6,6%. Risiko dari rekomendasi ini adalah harga batubara global yang lebih rendah dan perubahan regulasi.
Selanjutnya: PTBA Bertahan dengan Strategi Penghematan Saat Harga Batubara Tak Bisa Dikendalikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News