kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Rekomendasi Saham Berprospek Bagus Untuk Investasi Jangka Panjang


Kamis, 27 Juli 2023 / 18:36 WIB
Simak Rekomendasi Saham Berprospek Bagus Untuk Investasi Jangka Panjang
ILUSTRASI. Sejumlah saham di BEI dinilai memiliki kinerja yang baik hingga dianggap berprospek bagus untuk investasi jangka panjang.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dinilai memiliki kinerja yang baik hingga dianggap berprospek bagus untuk investasi jangka panjang.

Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe mengatakan, beberapa emiten yang dianggap legendaris masih berasal dari sektor perbankan, terutama big four

Sebab, emiten perbankan big four masih berhasil mencetak profit dan membagi dividen, bahkan dalam kondisi pandemi covid-19.

“Hal itu membuktikan bahwa resiliensinya baik, sehingga kinerja di luar masa pandemi tentu akan lebih baik lagi, termasuk di tahun ini,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Kamis (27/7).

Baca Juga: Melemah Hari Ini, IHSG Turun Lagi pada Jumat (28/7)

Menurut Kiswoyo, sentimen suku bunga juga tidak akan mempengaruhi kinerja perbankan. “Pun adanya penurunan suku bunga, yang diturunkan terlebih dahulu adalah bunga tabungan deposito, bukan bunga kredit. Sehingga, marginnya masih terjaga,” papar dia.

Keempat emiten perbankan besar pun dinilai Kiswoyo memiliki keunggulan masing-masing. Misalnya, BBCA unggul karena terkenal sebagai bank ritel dan bank terbesar selain BUMN. BBRI unggul sebagai bank untuk usaha mikro yang jangkauannya sampai ke desa-desa kecil di Indonesia. 

“Lalu, BMRI pasarnya ada di level korporat. Sementara, BBNI unggul karena gabungan dari semuanya,” ungkap dia.

Selain perbankan, sektor konsumer dilihat Kiswoyo masih berkinerja bagus, dengan emiten unggulan INDF sama ICBP. Alasannya, keduanya merupakan raja konsumer, terutama pada konsumen mie instan. 

“Di sisi lain, mereka juga punya kebun sawit. Sehingga, hampir dari hulu ke hilir ada bisnis yang bisa menunjang produksi,” tutur Kiswoyo.

Baca Juga: IHSG Turun 0,74% ke 6.896 Hari Kamis (27/7), ACES, AKRA TINS Top Gainers LQ45

Meskipun harga gandum untuk bahan baku mie instan saat ini masih volatile, tetapi produsen besar biasanya masih akan punya stok bahan baku yang disimpan setidaknya selama enam bulan ke depan.

“Jadi, volatilitas tersebut masih bisa teredam dengan adanya stok yang bisa memenuhi produksi dalam jangka yang cukup lama,” paparnya. 

Selain itu, ada juga ASII dan TLKM. Sentimennya adalah cakupan pasar kedua emiten tersebut yang masih sangat besar.

Untuk ASII, meskipun sekitar 50% pendapatan perusahaan masih berasal dari otomotif, tetapi diversifikasi bisnis membuat kinerja perusahaan menjadi lebih baik dari sesama peers di sektor otomotif.

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Kamis 27 Juli 2023, Cek Daftarnya di Sini

“Ini bukan sentimen dari kinerja sektornya, tetapi kinerja bisnis ASII yang selalu mampu mencatatkan keuntungan di saat perekonomian domestik juga tengah membaik,” papar dia.

Sementara, TLKM merupakan market leader di sektor telekomunikasi di Indonesia. Sehingga, kinerjanya masih akan bagus, karena konsumennya besar.

Kiswoyo pun merekomendasikan buy untuk BBCA dengan target harga Rp 10.000 per saham, BBRI Rp 6.000 per saham, BBNI Rp 11.000 per saham.

Lalu, buy untuk ASII dengan target harga Rp 7.500-Rp 8.000 per saham, TLKM Rp 4.500-Rp 5.000 per saham, INDF Rp 8.000 per saham, dan ICBP Rp 13.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×