Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dinilai bisa menjadi pilihan investasi jangka panjang dan menyandang predikat saham legendaris, seiring dengan outlook dan return positif.
Head of Business Development FAC Sekuritas Indonesia Kenji Putera Tjahaja menilai, secara sektoral, emiten sektor perbankan khususnya emiten bank dengan kapitalisasi besar (big caps), bisa menjadi saham yang cocok untuk jangka panjang.
Sejauh ini, secara historis saham perbankan big caps bisa memberikan performa return yang cukup baik untuk jangka waktu investasi menengah hingga panjang.
Senada, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina menilai, saham perbankan seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dapat dijadikan pilihan untuk investasi jangka panjang.
“Ini mengingat fundamental yang kuat dan prospek yang masih cerah,” kata Martha.
Baca Juga: Rally Empat Hari Beruntun, IHSG Menguat 0,27% ke Level Rp 6.917 pada Selasa (25/7)
Selain saham perbankan, saham sektor konsumer seperti PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga menarik, mengingat sifatnya yang defensif. Saham sektor infrastruktur seperti PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) juga menarik, karena merupakan market leader di industrinya masing-masing.
Hanya saja, Kenji melihat potensi saham perbankan big caps untuk naik tinggi sudah agak sulit. Hal ini mengingat bisnis sektor perbankan yang sudah cukup mature. “Tetapi peluang kenaikan tetap ada, apalagi jika diimbangi kondisi ekonomi dalam negeri yang sustain dibanding regional sekitar,’ kata Kenji.
Sebagai gambaran, sejumlah saham perbankan besar sudah naik cukup tinggi sepanjang tahun ini. Ambil contoh, saham BBCA naik 7,02% sejak awal tahun, saham BMRI naik 11,84%, dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang naik 14,37% sejak awal tahun.
Kepala Riset Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi mempertahankan rating overweight sektor perbankan tanah air. Sebab, Samuel Sekuritas meyakini bahwa perbankan besar dapat menyerap potensi risiko kenaikan non-performing loans (NPL) dan membukukan pertumbuhan net interest margin (NIM) pada 2023 di tengah lingkungan suku bunga yang tinggi.
Faktor ini memungkinkan perbankan besar untuk membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar hingga 12,4% year-on-year (YoY) di 2023.
BBRI tetap menjadi salah satu pilihan utama (top pick) di sektor perbankan. Prasetya memperkirakan BBRI akan membukukan pertumbuhan kredit dua digit di tahun ini, didukung oleh program Kupedes, yang akan menghasilkan NIM yang lebih tinggi meskipun ada tekanan dari cost of finance (CoF).
Dia merekomendasikan beli BBCA dengan target harga Rp 10.300, buy BBRI dengan target harga Rp 6.200, beli BMRI dengan target harga Rp 6.600, dan buy PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan target harga Rp 12.700.
Hanya saja, risiko dari rekomendasi ini di antaranya pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan, pertumbuhan NIM dan kredit yang lebih lemah dari perkiraan, dan kenaikan biaya kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News