kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Rekomendasi Saham Batubara di Tengah Kebijakan Intervensi Australia


Senin, 23 Januari 2023 / 16:17 WIB
Simak Rekomendasi Saham Batubara di Tengah Kebijakan Intervensi Australia


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pasar batubara global saat ini diwarnai sentimen intervensi kebijakan Australia. New South Wales (NSW) akan meminta produsen batubara untuk mengalokasikan hingga 10% dari produksi mereka untuk konsumsi domestik, termasuk emiten yang berfokus pada ekspor.

Dalam risetnya, Jumat (20/1), Analis Samuel Sekuritas Indonesia Juan Harahap melihat, langkah ini sebagai upaya untuk memastikan ketahanan energi dalam negeri kanguru tersebut. 

Namun, kebijakan ini berpotensi mengganggu pasokan pasar global, mengingat peran vital pasokan batubara Australia dalam memenuhi permintaan global. Catatan Juan, Australia adalah eksportir batubara terbesar ke-2 di dunia, menyumbang sekitar 27,6% pasokan batubara global pada tahun 2021.

Baca Juga: Tahun Lalu Perkasa, Saham Sektor Energi Loyo pada Awal Tahun

“Meskipun terjadi penurunan pasokan dari Australia, kami meyakini bahwa pasokan batubara dari China dan Indonesia dapat menutupi kekurangan tersebut,” kata Juan.  

Dia memperkirakan pejabat pemerintah China akan memaksimalkan produksi batubaranya pada 2023, yang berarti akan ada penurunan lebih lanjut dalam aktivitas impor batubara China.

Untuk diketahui, China berhasil meningkatkan produksi batubaranya sebesar 9% secara tahunan atau year-on-year (YoY) pada tahun lalu, bahkan dengan penurunan yang cukup besar pada Desember 2022 menyusul lonjakan infeksi Covid-19.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga berencana untuk meningkatkan produksi dalam negeri sebesar 4,7% secara yoy menjadi 694 juta ton. Target ini lebih tinggi dari target tahun 2022 yang sebesar 663 juta ton. 

Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) Dukung Rencana Hilirisasi Besi dan Baja

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Minerba One Data Indonesia (MODI) melaporkan bahwa ekspor batubara Indonesia turun menjadi 307 juta ton pada tahun 2022, salah satunya akibat larangan ekspor di Januari 2022. Pada tahun 2023, diperkirakan ekspor batubara Indonesia akan mencapai 460 juta ton alias naik 49.7%  dari tahun lalu.

Juan memperkirakan intervensi ini akan menjadi katalis positif jangka pendek, karena perlu waktu bagi Indonesia dan China untuk meningkatkan pasokan batubara mereka. 

Data menunjukkan bahwa emiten pertambangan batubara selalu mencatat volume produksi yang lebih rendah pada semester pertama  dibandingkan dengan semester kedua.

Oleh karena itu, Samuel Sekuritas Indonesia mempertahankan rating untuk sektor batubara dengan saham PT  Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebagai top pick.

Juan menyematkan rekomendasi buy saham ADRO dengan target harga  Rp 4.100 per saham. Pertimbangannya, diversifikasi bisnis ADRO akan memberikan fleksibilitas pembiayaan dalam jangka panjang.

Baca Juga: Menilik Bisnis Jasa Pertambangan Delta Dunia Makmur (DOID) pada 2023

Samuel Sekuritas Indonesia juga mempertahankan saham BUMI sebagai alpha top pick, dengan rekomendasi buy dengan target harga Rp 230 (EV/Reserve USD 2.3/ton), didorong oleh penurunan beban bunga sebesar 78,1% yoy menjadi US$ 36 juta. 

Penurunan beban bunga ini seiring dengan adanya pembayaran utang sebesar US$ 1,56 triliun melalui private placement atau non-preemptive rights (NPR)  pada kuartal keempat 2022.

Sementara itu, Juan menyematkan rekomendasi hold saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan target harga Rp 38.000 dan hold saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target harga Rp 3.700.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×