Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (18/11). Dalam agenda tersebut, BIPI mengantongi restu untuk merampungkan akuisisi PTT Mining Limited (PTTML).
Pelaku pasar pun tampak telah mengantisipasi aksi korporasi tersebut. Pada perdagangan Jum'at lalu, saham BIPI ditutup menguat 5,52% ke level harga Rp 153. Analis pun melihat saham BIPI masih menarik dicermati.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian melihat saham BIPI juga masih diselimuti sentimen perubahan komposisi indeks Morgan Stanley Capital Internasional (MSCI). BIPI menjadi salah satu saham yang masuk daftar kategori MSCI Small Cap Indexes List.
"Secara teknikal, sedang mengalami uptrend jangka pendek. Namun demikian, saham ini masih cenderung spekulatif," ujar Fajar kepada Kontan.co.id, Minggu (20/11).
Saran Fajar, pelaku pasar bisa mempertimbangkan speculative buy saham BIPI dengan mencermati area support Rp 129 dan resistance pada Rp 159.
Baca Juga: Dapat Restu Akuisisi PTT Mining, Begini Prospek Kinerja Astrindo Nusantara (BIPI)
Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menambahkan, sejak awal November saham BIPI mulai meninggalkan level support Rp 129. Pekan lalu, saham BIPI ditutup di atas MA20 pada weekly chart.
"Sehingga momentum dari sentimen tersebut terlihat mulai menggerakkan harga yang mencoba menguji resisten terdekat yaitu Rp 159," sebut Ivan.
Catatan Ivan, tren naik akan terkonfirmasi apabila saham BIPI naik di atas level Rp 159 dengan potensi kenaikan terdekat di area Rp 169. Ivan pun merekomendasikan buy on weakness untuk saham BIPI.
Dampak Akuisisi
Direktur Utama Astrindo Nusantara Infrastruktur Ray Anthony Gerungan mengungkapkan hasil RUPSLB Jum'at lalu akan mempercepat upaya BIPI meningkatkan kinerja pada tahun 2022 dan ke depannya.
Para pemegang saham setuju untuk mendukung BIPI memaksimalkan kinerja melalui rencana pendanaan dari investor maupun institusi keuangan. "Hal ini akan meningkatkan nilai dan likuiditas Perseroan yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif pada kinerja keuangan," sebut Ray lewat rilis diterima Kontan.co.id.
Ray menambahkan, di tengah kendala curah hujan yang cukup tinggi, kinerja BIPI hingga semester I-2022 menunjukkan hasil positif. Secara bottom line, laba BIPI masih sesuai target dan meningkat dari sebelumnya US$ 13,77 juta pada semester I-2021 menjadi US$ 35,92 juta di semester I-2022.
Baca Juga: Tahun Depan, Astrindo Nusantara (BIPI) Berpotensi Genggam 10% Saham Anak Usaha BUMI
"Hasil ini membawa harapan optimis bahwa kinerja BIPI ke depan bisa lebih baik lagi, ditambah lagi proses akuisisi PTTML yang mencapai tahap penyelesaian," imbuh Ray.
Direktur Keuangan Astrindo Nusantara Infrastruktur, Michael Wong membeberkan, BIPI telah melakukan pemenuhan syarat-syarat dalam merampungkan akuisisi PTTML. BIPI meyakini aksi korporasi ini bakal mendongkrak kinerja bisnis dan keuangannya.
Sebagai gambaran, laba bersih PTTML dari tambang batubara sampai dengan semester I-2022 mencapai sekitar US$150 Juta. Jika diasumsikan laba ini menjadi tambahan bagi laba BIPI, artinya akan ada kenaikan signifikan hampir 5 kali lipat.
"Apalagi bila diprediksikan laba dari PTTML dapat mencapai US$ 300 juta sampai akhir 2022. Laba itu semakin memberikan akselerasi terhadap kinerja Perseroan di tahun 2022 dan tahun-tahun selanjutnya," terang Michael.
Michael bilang, ke depannya BIPI tetap akan berfokus pada pengelolaan aset-asetnya agar siap untuk beroperasi secara efektif dan efisien. BIPI juga tetap mengkaji peluang ekspansi lokasi penambangan agar dapat memanfaatkan momentum tren kenaikan harga komoditas batubara.
"Pada gilirannya, Perseroan menjadi menarik di mata para investor, pemberi pinjaman, dan tentu dapat semakin meningkatkan nilai tambah bagi para pemegang saham," imbuh Michael.
Mengutip pemberitaan sebelumnya, pada 1 Agustus 2022 BIPI telah menandatangani sales purchase agreement dengan PTT International Holdings atas akuisisi 100% PTT Mining. Nilai akuisisi mencapai US$ 471 juta atau sekitar Rp 7 triliun.
Dalam public expose Kamis (15/9) lalu, Ray Anthony membeberkan lima alasan yang menjadi pertimbangan akuisisi PTT Mining. Pertama, PTT Mining memiliki batubara berkualitas tinggi dengan tingkat kalori sekitar 5.200 - 5.700 dengan sulfur rendah.
Kedua, produksi yang stabil dengan kisaran 6 juta ton. Ketiga, memiliki cadangan batubara yang cukup besar, sekitar 101 juta ton dan sumber daya pada kisaran 1,4 miliar ton.
Keempat, mempunyai kontrak jangka panjang selama 10 tahun ke depan dengan pelanggan kelas investasi. "Kemudian yang paling penting karena kami perusahaan infrastruktur, PTT punya infrastruktur yang sudah lengkap," terang Ray.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News