kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.567.000   7.000   0,45%
  • USD/IDR 15.703   0,00   0,00%
  • IDX 7.574   4,17   0,06%
  • KOMPAS100 1.170   -1,95   -0,17%
  • LQ45 921   -3,22   -0,35%
  • ISSI 231   0,26   0,11%
  • IDX30 474   -2,28   -0,48%
  • IDXHIDIV20 568   -1,28   -0,23%
  • IDX80 133   -0,19   -0,14%
  • IDXV30 141   0,91   0,65%
  • IDXQ30 158   -0,72   -0,45%

Simak Rekomendasi Saham Antam (ANTM) Usai Rilis Laporan Kinerja Kuartal III-2024


Kamis, 31 Oktober 2024 / 18:55 WIB
Simak Rekomendasi Saham Antam (ANTM) Usai Rilis Laporan Kinerja Kuartal III-2024
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Nicolas D. Kanter.Antam mampu mencatatkan EBITDA positif senilai Rp 3,93 triliun dalam periode sembilan bulan pertama tahun 2024.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias Antam telah merilis laporan kinerja keuangan dan operasional sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2024. Laju pendapatan dan laba bersih emiten bersandi saham ANTM di Bursa Efek Indonesia ini tidak sejalan dalam periode tersebut.

ANTM meraup penjualan senilai Rp 43,20 triliun hingga September 2024. Meningkat 39,85% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Year on Year/YoY), yang kala itu sebesar Rp 30,89 triliun.

Hanya saja, beban pokok pendapatan naik lebih tinggi, yakni sebesar 57,62% (YoY) menjadi Rp 39,09 triliun. Hasil ini memangkas laba kotor ANTM sebanyak 32,67% (YoY) dari Rp 6,09 triliun menjadi Rp 4,10 triliun hingga September 2024.

Baca Juga: Kontribusi Emas Signifikan, Simak Produksi dan Penjualan Komoditas Antam (ANTM)

Secara bottom line, ANTM meraih laba bersih senilai Rp 2,20 triliun hingga September 2024. Keuntungan ANTM turun 22,53% dibandingkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 2,84 triliun yang diperoleh pada September 2023 lalu. 

Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk Nico Kanter mengungkapkan ANTM mampu mencatatkan EBITDA positif senilai Rp 3,93 triliun dalam periode sembilan bulan pertama tahun 2024. Menurut Nico, capaian hingga kuartal III-2024 menunjukkan kemampuan ANTM dalam menjaga stabilitas dan daya saing di tengah berbagai tantangan global.

Nico menyoroti kondisi makro ekonomi yang berpengaruh terhadap harga komoditas. Kemudian, ada kondisi terkait regulasi dalam negeri yang memiliki dampak pada kinerja produksi dan penjualan ANTM.

Pada periode sembilan bulan 2024, ANTM masih dihadapkan pada tantangan operasional yang disebabkan oleh kendala perizinan. Meski begitu, Nico mengatakan ANTM bisa mengoptimalkan kinerja produksi dan penjualan, terutama pada komoditas nikel.

Baca Juga: Kinerja ANTM Akan Terangkat Tren Harga Komoditas

Sementara peningkatan permintaan dalam negeri dan strategi pemasaran telah mendorong kinerja penjualan komoditas emas yang signifikan. Secara keseluruhan, kontribusi penjualan bersih domestik mencapai Rp 39,79 triliun atau sekitar 92% dari total penjualan bersih ANTM hingga kuartal III-2024. 

"Strategi kami memperkuat basis pelanggan domestik telah memberikan dampak signifikan. ANTM tidak hanya memperkuat posisi strategisnya di dalam negeri, tapi juga membangun ketahanan bisnis dari tantangan geopolitik dan ekonomi global," terang Nico dalam keterbukaan informasi, Rabu (30/10).

Rekomendasi Saham

Analis Sinarmas Sekuritas Eddy Wijaya menyoroti penurunan laba bersih ANTM disebabkan oleh gross profit margin yang menyusut secara tahunan, dari 19,7% menjadi 9,5%. Pada periode yang sama, terjadi kenaikan beban pokok penjualan atas biaya produksi yang berasal dari akun pembelian logam mulia.

Biaya pembelian logam mulia pada sembilan bulan 2024 mencapai Rp 33,6 triliun, dibandingkan Rp 17,1 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Dus, biaya pembelian logam mulia mengalami lonjakan nyaris dua kali lipat.

"Kenaikan ini juga disebabkan tingginya harga emas dunia. Di atas 80% biaya produksi berasal dari biaya pembelian logam mulia," terang Eddy kepada Kontan.co.id, Kamis (31/10).

Secara komposisi, segmen komoditas emas berkontribusi sekitar 83% terhadap total penjualan ANTM hingga kuartal III-2024. Segmen produk nikel menyumbang 14%, sedangkan bauksit dan alumina berkontribusi sebesar 3%.

Baca Juga: Produksi Nikel Dari 4 Emiten Akan Melejit 2028, Emisi Karbon Membumbung Tinggi

Pasar tampak merespons negatif rilis kinerja ANTM. Tercermin dari penurunan harga ANTM yang melemah 1,84% ke level Rp 1.600 per saham, usai sebelumnya menguat dalam tiga perdagangan beruntun. 

Eddy menaksir, ANTM masih mengindikasikan trend bearish sehingga berpotensi menguji support di area Rp 1.540 - Rp 1.520. Dia menyarankan strategi buy on weakness pada level support tersebut, dengan target harga di Rp 1.585 - Rp 1.625. Saran Eddy, stop loss jika lanjut turun ke posisi Rp 1.480. 

Sementara itu, Analis RHB Sekuritas Indonesia Fauzan Djamal dan Muhammad Wafi dalam riset yang dirilis pada 17 Oktober 2024 lalu tetap menyematkan rekomendasi buy pada saham ANTM untuk target harga di level Rp 1.800. Fauzan dan Wafi menyoroti sejumlah katalis yang bisa memoles prospek kinerja ANTM.

Pertama, volume penjualan emas yang lebih tinggi dan ekspektasi margin yang lebih baik. Kedua, peningkatan produksi bijih nikel tahunan. Ketiga, pendapatan tambahan dari usaha patungan.

"Kenaikan harga emas memberikan prospek positif bagi sebagian besar pelaku industri emas. Ke depan, pasar akan menilai seberapa besar efisiensi dapat berkontribusi pada stabilitas margin," ungkap Fauzan dan Wafi.

Selanjutnya: Cek Rekomendasi Teknikal Saham BUKA, LPKR, TLKM, pada Perdagangan Jumat (1/11)

Menarik Dibaca: Hujan Petir Landa Daerah Ini, Cek Prakiraan Cuaca Besok (1/11) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×