kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rekomendasi analis untuk saham transportasi


Selasa, 12 November 2019 / 18:42 WIB
Simak rekomendasi analis untuk saham transportasi
ILUSTRASI. Armada Bluebird.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten transportasi sepanjang kuartal III 2019 cukup bervariatif. Sejumlah emiten mencatatkan pertumbuhan pendapatan, serta beberapa perusahaan masih dibebani rugi bersih.

PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), PT Weha Transportasi Indonesia Tbk (WEHA) berhasil menorehkan pertumbuhan pendapatan meski laba bersih menurun. Sementara pendapatan PT Blue Bird Tbk (BIRD), dan PT Express Trasindo Utama Tbk (TAXI) tercatat turun.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan beberapa dari emiten transportasi masih memiliki prospek yang menarik, misalnya ASSA, BIRD dan TAXI. Salah satu faktornya yakni adanya aturan mengenai tarif angkutan online. “Sekarang Gojek dan Grab sudah tidak terlalu jauh perbedaan harganya,” ujarnya.

Kemudian adanya peraturan pemerintah yang membatasi kendaraan pribadi juga akan menjadi peluang untuk pertumbuhan bisnis. “Ini akan meningkatkan kinerja, perusahaan-perusahaan transportasi seperti BIRD jadi lebih leluasa,” tambahnya.

Baca Juga: Adi Sarana Armada (ASSA) akan tambah 6.500 unit kendaraan sampai tutup tahun

Sementara untuk prospek saham ASSA masih cerah lantaran taksi online membuka peluang bagi masyarakat untuk bekerja dengan menyewa mobil. Terlebih saat ini bisnis penyewaan mobil dan bisnis logistik masih berjalan dengan baik.

Chris menjelaskan untuk tantangan emiten transportasi seperti mengenai mobil listrik yang akan menjadi perhatian baik dari sisi regulasi perpajakan, serta sistem untuk mengurangi kemacetan di daerah-daerah yang tergolong padat melalui sistem-ganjil genap.

“Ditambah lagi perbaikan dari fasilitas transportasi umum juga menjadi pesaing tidak langsung bagi perusahaan transportasi,” katanya.

Chris merekomendasikan investor untuk buy saham ASSA, IMJS, dan BIRD dengan target harga sampai akhir tahun masing-masing Rp 850 per saham, Rp 500 per saham, dan Rp 2.700 per saham.

Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee juga menuturkan hal yang sama. Ia bilang aturan tarif angkutan online menjadi sentimen positif untuk perusahaan. Adapun strategi yang bisa perusahaan transportasi lakukan untuk meningkatkan kinerja salah satunya dengan menerapkan sistem digital.

Baca Juga: Kuartal III-2019, pendapatan Blue Bird (BIRD) turun tipis jadi Rp 2,96 triliun

Ia menyarankan investor untuk buy saham IMJS dengan target harga Rp 354 per saham dan buy saham BIRD dengan target harga Rp 2.365 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×