Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) berusaha menggenjot kinerja operasionalnya di tahun 2021. Emiten tersebut pun memilih fokus mengerjakan sejumlah agenda proyek di berbagai lini bisnis guna mempertahankan kinerjanya.
Direktur Barito Pacific David Kosasih mengatakan, di samping fokus untuk mempertahankan kinerja operasionalnya di tahun ini, pihaknya juga senantiasa disiplin dalam pengelolaan manajemen finansial untuk menjaga kesehatan keuangan. Tak lupa, kesehatan dan keselamatan karyawan dalam bekerja di masa pandemi Covid-19 juga tetap menjadi prioritas bagi BRPT.
“Tentunya kami berharap membaiknya kondisi ekonomi global sejak akhir tahun lalu momentumnya dapat terus berlanjut di tahun ini,” kata dia, Rabu (5/5).
Sekadar pengingat, pendapatan BRPT turun 2,91% (yoy) menjadi US$ 2,33 miliar di tahun 2020 silam. Laba bersih perusahaan ini juga turun 17,81% (yoy) menjadi US$ 36,27 juta pada akhir tahun lalu.
Untuk tahun ini, BRPT, anggota indeks Kompas100 ini, masih akan melanjutkan sejumlah proyeknya.
Di sektor energi, BRPT tengah menggarap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan PLTU Jawa 10. Kegiatan konstruksi PLTU tersebut telah dimulai pada Oktober tahun lalu. Dengan nilai investasi sekitar US$ 3,3 miliar, PLTU Jawa 9 dan 10 akan memiliki kapasitas sebesar 2x1.000 megawatt (MW).
“Target Commercial Operation Date (COD) dari PLTU Jawa 9 dan 10 saat ini adalah di tahun 2025,” imbuh David.
Baca Juga: Pendapatan naik, Chandra Asri (TPIA) catat laba bersih US$ 85 juta di kuartal I-2021
Melalui anak usahanya, PT Star Energy Geothermal, BRPT juga melaksanakan sejumlah proyek panas bumi. Perusahaan ini tengah mempersiapkan rencana eksplorasi di area baru panas bumi yang berada di Sekincau, Lampung Barat dan Hamiding, Halmahera Utara.
David memastikan persiapan proyek tersebut masih sesuai dengan rencana. Dalam catatan Kontan.co.id, BRPT sedang melakukan persiapan dari sisi infrastruktur untuk pelaksanaan pengeboran (drilling) eksplorasi di awal tahun 2022 mendatang.
BRPT pun juga memiliki proyek eksplorasi panas bumi untuk Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Salak Binary yang kelak berkapasitas sebesar 15 MW. Proyek ini direncanakan COD pada tahun 2022.
Di lini bisnis petrokimia, BRPT melalui anak usahanya, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sedang membangun kompleks pabrik petrokimia CAP II di Cilegon, Banten.
David menyebut, persiapan proyek CAP II terus berjalan. Proyek bernilai investasi US$ 5 miliar ini merupakan fase transformasi pertumbuhan TPIA yang akan meningkatkan kapasitas produksi petrokimia dari 4,2 juta ton menjadi di atas 8 juta ton per tahun. “Saat ini proyek tersebut ditargetkan dapat selesai di kisaran tahun 2026,” ungkapnya.
Lantas, guna menunjang segala kebutuhan bisnis di tahun ini, BRPT menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 175 juta. Mayoritas capex tersebut akan digunakan untuk pemeliharaan operasional dari pabrik milik TPIA dan aktivitas pengeboran Star Energy Geothermal.
Selanjutnya: Buyback notes dengan dana internal, Chandra Asri (TPIA) berniat turunkan rasio utang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News