kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.095   -25,00   -0,16%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

Simak Prospek Kinerja Sektor Properti di Tengah Sentimen Suku Bunga


Kamis, 18 Januari 2024 / 17:45 WIB
Simak Prospek Kinerja Sektor Properti di Tengah Sentimen Suku Bunga
ILUSTRASI. Para analis memberikan rekomendasi saham untuk sektor properti


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Kinerja sektor properti di tahun 2024 diprediksi bakal terkena sengatan positif usai suku bunga ditahan di level 6%.

Asal tahu saja, Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur BI kemarin (17/1). BI juga membuka peluang untuk memangkas suku bunga acuan di tahun ini.

Research Analyst Panin Sekuritas, Aqil Triyadi mengatakan, banyak sentimen positif untuk sektor properti di tahun 2024. Salah satunya adalah insentif PPN DTP, khususnya bagi emiten yang banyak memiliki unit hunian di bawah Rp 5 miliar

“Insentif PPN DTP dapat mendorong pendapatan prapenjualan alias marketing sales,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (18/1).

Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Catat Marketing Sales Rp 4,8 Triliun pada Tahun 2023

Kebijakan moneter terkait pemangkasan suku bunga BI juga akan menjadi sentimen positif di tahun 2024. Namun, kebijakan BI itu tetap harus dicermati.

Sebab, masih menjadi pertanyaan kapan pemangkasan suku bunga benar-benar akan dilakukan dan seberapa besar pemangkasannya.

Lalu, tahun ini merupakan tahun pemilu yang akan menambahkan ketidakpastian pasar. 

“Meskipun ada kemungkinan pembeli end-user akan tetap mempertahankan pembelian unit rumah dengan momentum insentif PPN DTP,” paparnya.

Menurut Aqil, jika masih terjadi ketidakpastian, dengan suku bunga yang masih bertahan di level yang tinggi, diprediksi akan menekan raihan laba.

 

“Di tengah ketidakpastian ekonomi dan kebijakan moneter ke depan ini akan menjadikan recurring income menjadi andalan emiten properti,” ungkapnya.

Aqil pun merekomendasikan beli untuk CTRA, BSDE, dan SMRA dengan target harga masing-masing Rp 1.380, Rp 1.430, dan Rp 740 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×