kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.349   22,00   0,13%
  • IDX 7.648   104,79   1,39%
  • KOMPAS100 1.058   10,50   1,00%
  • LQ45 803   8,00   1,01%
  • ISSI 254   2,19   0,87%
  • IDX30 415   4,18   1,02%
  • IDXHIDIV20 477   4,62   0,98%
  • IDX80 120   1,20   1,01%
  • IDXV30 122   1,08   0,89%
  • IDXQ30 132   1,24   0,95%

Simak Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham yang Masuk Indeks LQ45, IDX30 dan IDX80


Senin, 28 Juli 2025 / 05:20 WIB
Simak Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham yang Masuk Indeks LQ45, IDX30 dan IDX80
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penyesuaian konstituen saham penghuni sejumlah indeks unggulan, seperti LQ45, IDX30 dan IDX80. ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penyesuaian konstituen saham penghuni sejumlah indeks unggulan, seperti LQ45, IDX30 dan IDX80. Rebalancing indeks tersebut mulai berlaku efektif mulai 1 Agustus 2025 hingga 31 Oktober 2025.

Berdasarkan pengumuman BEI per 25 Juli 2025, saham terafiliasi Garibaldi Thoihir PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan saham dari grup Emtek PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) resmi masuk LQ45. Sementara, dua saham lainnya yakni PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) resmi didepak dari indeks blue chip tersebut.

Selanjutnya pada konstituen IDX30, BEI memasukkan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), serta mengeluarkan saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dari indeks tersebut.

Baca Juga: Tengok Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Senin (28/7)

Untuk indeks IDX80, terdapat tiga saham baru yang masuk, yakni PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA). Ketiganya menggantikan PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) yang resmi didepak dari jajaran indeks tersebut.

Analis Edvisor Profina Visindo Indy Naila menerangkan saham yang berhasil masuk ke dalam indeks-indeks tersebut umumnya memiliki peluang untuk menarik minat investor, terutama jika valuasinya masih tergolong murah. 

Emiten seperti AADI, misalnya, perlu dilihat dari sudut pandang prospek jangka panjang. Saat ini AADI mulai ekspansi ke proyek-proyek energi hijau, yang dinilai menarik untuk dicermati. Sementara untuk ITMG, investor akan fokus pada tren harga batu bara serta proyeksi pendapatan dan laba ke depan.

"Pelaku pasar perlu mencermati juga secara kinerja keuangan ke depannya sehingga bisa menentukan timing untuk masuk dan prospek jangka panjangnya," kata Indy kepada Kontan, Minggu (27/7).

Dihubungi terpisah, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan  saham-saham yang mengalami tren kenaikan harga secara konsisten cenderung mengalami peningkatan kapitalisasi pasar. Hal ini membuat emiten-emiten tersebut layak masuk ke dalam indeks-indeks utama seperti LQ45, IDX30 dan IDX80.

Menurut Nafan, saham-saham tersebut tak hanya didorong oleh kenaikan harga, tetapi juga oleh faktor-faktor pendukung seperti tata kelola perusahaan (good corporate governance) yang baik serta kinerja fundamental yang solid. Kombinasi ini membuat emiten-emiten yang masuk ke indeks mampu menunjukkan performa lebih unggul dibandingkan yang keluar.

"Sebenarnya emiten yang keluar indeks memiliki kinerja fundamental yang bagus, tapi masalahnya pergerakan harga sahamnya tidak selikuid yang masuk," ucap Nafan kepada Kontan, Minggu (27/7).

Baca Juga: IHSG Diprediksi Bergerak Sideways dan Rawan Koreksi, Senin (28/7)

Kinerja Indeks Masih Tertekan

Dari sisi pergerakan harga saham, indeks LQ45, IDX30, dan IDX80 kompak berada di zona merah. Hingga penutupan perdagangan Jumat (25/7), indeks LQ45 tercatat di level 794,511 atau turun 3,89% sejak awal tahun (ytd). IDX30 juga mengalami koreksi 3% ytd ke posisi 410,761, sementara IDX80 mencatat penurunan 1,74% ytd ke level 118,332.

Kinerja ketiga indeks tersebut masih tertinggal jauh dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang justru menguat 6,55% ytd dan ditutup di level 7.543,50 pada hari yang sama.

Nafan menjelaskan bahwa penguatan kinerja IHSG yang melampaui ketiga indeks utama disebabkan oleh kontribusi signifikan dari saham-saham konglomerasi serta emiten mid dan small cap yang mencatatkan penguatan harga.

Indy menyarankan untuk akumulasi saham ITMG dengan target harga Rp 25.700 per saham.

Selanjutnya: Efek Pelemahan Daya Beli, Permintaan Tempat Tidur Ikut Melorot

Menarik Dibaca: 6 Rekomendasi Drama Korea Action Militer Tentara Penuh Aksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×