kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak prospek Alam Sutera (ASRI) di tengah beban utang valas yang tergolong tinggi


Kamis, 14 Maret 2019 / 20:19 WIB
Simak prospek Alam Sutera (ASRI) di tengah beban utang valas yang tergolong tinggi


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tahun 2019, PT Alam Sutera Realty Tbk tak hanya berhadapan dengan sentimen agenda pemilu yang dirasakan seluruh pelaku industri properti. Emiten berkode ASRI tersebut juga harus menanggung beban utang berdenominasi mata uang asing yang tergolong tinggi.

Analis Panin Sekuritas Nugroho Fitriyanto menyebut, ASRI harus waspada karena memiliki net gearing yang tergolong tinggi yakni 81% hingga kuartal III 2018 lalu. Hal ini disebabkan perusahaan memiliki utang valas yang cukup besar dan akan memasuki waktu jatuh tempo dalam hitungan 1 hingga 3 tahun ke depan.

Dia mencatat, di 2020 nanti utang valas ASRI akan jatuh tempo dengan nilai US$ 235 juta. Sedangkan di 2022 perusahaan ini juga harus bersiap menanggung utang valas jatuh tempo sebanyak US$ 245 juta.

Analis BCA Sekuritas Indra Taurean menyampaikan, penguatan rupiah yang berlangsung sejak awal tahun seharusnya bisa mengurangi beban risiko kerugian valas yang dimiliki ASRI. Lagi pula, perusahaan juga bisa memanfaatkan fasilitas hedging sebagai antisipasi jika pelemahan rupiah kembali terjadi.

Tak hanya itu, manajemen ASRI sebenarnya sudah berupaya melakukan refinancing dengan menerbitkan global bond senilai US$ 175 juta di Januari lalu. “Hanya saja, tingkat kupon yang mencapai 11,5% justru membuat obligasi ini bisa menekan pendapatan ASRI di masa depan,” sambung Indra melalui riset, 1 Maret lalu.

Sementara itu, Aurellia Setiabudi, Analis Maybank Kim Eng Sekuritas menganggap prospek kinerja ASRI masih akan positif dalam dua tahun ke depan kendati emiten ini menanggung beban utang valas yang besar.

Alasannya, dana belanja modal atau capital expenditure (capex) ASRI diperkirakan lebih minimalis dari sisi jumlah. “Perusahaan tidak akan membutuhkan banyak dana baru melalui penerbitan surat utang,” ujarnya, Kamis (14/3).

Namun, ia bilang, ASRI berpotensi kesulitan mencapai target marketing sales yang ditetapkan sebesar Rp 5 triliun di tahun ini. Sebab, sektor properti masih menghadapai sentimen tahun poltik yang membuat permintaan dari konsumen, khususnya yang berorientasi sebagai investor, cenderung tertahan.

“Target kami untuk penjualan ASRI di tahun ini lebih rendah dari target perusahaan yakni di level Rp 4,6 triliun,” kata Aurellia.

Nugroho memprediksi, di tahun ini pendapatan ASRI akan mencapai Rp 4,17 triliun sedangkan laba bersihnya mencapai Rp 1,21 triliun.

Aurellia masih merekomendasikan beli saham ASRI dengan target Rp 410 per saham. Sebaliknya, Indra merekomendasikan hold saham ASRI dengan target Rp 335 per saham. Rekomendasi hold juga ditetapkan oleh Nugroho dengan target harga Rp 370 per saham.

Hari ini, harga saham ASRI naik 1,32% ke level Rp 308 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×