Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan bakal melanjutkan pelemahan terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Membaiknya data pembukaan lapangan kerja Negeri Paman Sam menjadi salah satu sentimen yang menekan rupiah.
Pada Rabu (11/2), rupiah kembali terkoreksi 0,42% di pasar spot menjadi Rp 12.723 per dollar AS. Rupiah juga melemah 0,44% di kurs tengah Bank Indonesia (BI) ke level Rp 12.700 per dollar AS.
Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk Rully Arya Wisnubroto menjelaskan, rupiah kembali mendapat tekanan lantaran data job openings AS yang dirilis Selasa (10/2) malam positif.
Sepanjang Desember 2014, AS berhasil membuka 5,03 juta lapangan kerja baru, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang 4,85 juta lapangan kerja. Jumlah ini juga merupakan pembukaan lapangan kerja tertinggi sejak Januari 2001.
"Data job openings ini menjadi sentimen positif terbaru yang mendorong penguatan dollar AS," kata Rully, Rabu (11/20). Ruang penguatan dollar AS terhadap mata uang lain, termasuk rupiah, bertambah lebar lantaran Eropa masih diliputi ketidakpastian.
Yunani dan negara-negara kreditor dari Zona Euro belum juga bersepaham terkait dana talangan (bailout). Kondisi tersebut tentu saja menekan mata uang euro yang di sisi lain mendorong penguatan dollar AS.
Dari dalam negeri, investor sedang menunggu publikasi neraca transaksi berjalan per Desember 2014 yang rencananya akan dirilis pada Jumat (13/2). Rully memprediksi, defisit neraca transaksi berjalan di tahun lalu kemungkinan sekitar 3,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Prediksi ini, jika menjadi kenyataan, sedikit lebih rendah dibandingkan defisit neraca transaksi berjalan tahun 2013 yang 3,3% dari PDB. Jika defisit ini berhasil turun, rupiah berpeluang rebound terhadap dollar AS.
Rully memprediksi rupiah akan melanjutkan koreksi terlebih dahulu pada perdagangan besok di Rp 12.650-Rp 12.725 per dollar AS.
William Surya Wijaya, Analis PT Indosurya Asjaya Securities menambahkan, rupiah akan konsolidasi di Rp 12.450- Rp 12.775 per dollar sembari menunggu rilis neraca transaksi berjalan dan suku bunga acuan BI minggu depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News