kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Simak prediksi dua analis ini atas nasib IHSG ke depan


Minggu, 16 Desember 2018 / 18:18 WIB
Simak prediksi dua analis ini atas nasib IHSG ke depan
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang untuk menguat pada perdagangan pekan depan. Sentimen window dressing masih jadi penopangnya.

"Optimistis tahun ini indeks akan diakhiri atau ditutup di atas 6.116 hingga 6.117," kata Nafan, Minggu (16/12).

Sementara itu, analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra menyebut indeks bakal terpengaruh faktor eksternal, terutama jelang pertemuan The Fed.

Jika akhirnya The Fed menaikkan suku bunga, tak menutup kemungkinan Bank Indonesia (BI) turut mengerek bunga acuannya. IHSG bakal terbebani lantaran lantaran investor memprediksi bahwa suku bunga akan tetap di Desember

Sama halnya jika The Fed menaikkan suku bunga namun BI tetap mempertahankan bunga acuannya. IHSG diprediksi bereaksi negatif karena investor di hubungan dengan kebijakan BI yang tidak sesuai kaidah di awal yakni a head the curve dan akan membuat rupiah melemah.

Sementara jika suku bunga akhirnya tetap antara The Fed dan BI dianalisa Aditya menjadi paling pas dengan IHSG. "Meskipun tak akan bullish secara langsung namun market akan stabil," kata Aditya.

Sedangkan jika BI menaikkan suku bunga namun The Fed tidak, maka akan menimbulkan ketidaksesuaian channel transmisi di pasar.

Karena kenaikan BI rate yang agresif juga tidak baik bagi aktivitas ekonomi, mengingat cost borrowing dalam negeri yang semakin mahal. Imbasnya adalah IHSG akan bereaksi negatif atau terkoreksi pekan depan.

Nafan menyarankan agar investor jeli memperhatikan bagaimana keputusan dari The Fed sendiri. Jika lebih banyak hawkish maka pelaku pasar akan melakukan buyback. Hal tersebut karena pergerakan indeks pastinya akan terkoreksi.

Berbeda jika dovish yang akan berimbas positif bagi rupiah dan IHSG. "Fundamental kita masih bagus kok buktinya tahun depan kita akan diprediksikan mengalami kenaikan pertumbuhan makro ekonomi walau sedikit," tambah Nafan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×