kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,95   3,20   0.36%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak kinerja cemerlang Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) hingga kuartal III-2021


Selasa, 09 November 2021 / 08:35 WIB
Simak kinerja cemerlang Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) hingga kuartal III-2021
ILUSTRASI.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) di sembilan bulan pertama tahun 2021 cukup mengesankan. Di mana, pendapatan dan laba tahun berjalan Diagnos Laboratorium Utama terkerek tiga digit hingga kuartal III-2021.

Mengutip laporan keuangannya, hingga kuartal III 2021, DGNS mengantongi laba tahun berjalan Rp 63,97 miliar. Capaian itu melesat 130,55% secara tahunan atau year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 27,74 miliar.

Kenaikan laba itu tidak lepas dari pendapatan DGNS yang juga melesat 149,10% yoy menjadi Rp 250,83 miliar. Asal tahu saja, pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan DGNS tercatat Rp 100,69 miliar. Dicermati lebih lanjut, pendapatan dari pihak berelasi maupun pihak ketiga kompak mengalami pertumbuhan.

Pihak berelasi berkontribusi hingga Rp 89,62 miliar. Jumlah ini naik 20,88% yoy dari sebelumnya Rp 74,14 miliar. Sementara itu, pihak ketiga berkontribusi lebih besar mencapai Rp 161,2 miliar. Capaian ini meningkat 507,16% dibanding periode yang sama tahun 2020 yang tercatat Rp 26,55 miliar.

Baca Juga: Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) memastikan telah ikuti aturan harga tes PCR terbaru

 

Adapun dilihat dari pelanggannya, PT Bundamedik masih mendominasi hingga 22,43% dari total pendapatan DGNS atau sekitar Rp 56,25 miliar. Selain itu ada PT Morula Indonesia yang berkontribusi 8,57% atau setara Rp 21,49 miliar.

Sekadar informasi, total aset DGNS hingga akhir kuartal III 2021 mencapai Rp 244,71 triliun atau meningkat 84,59% dibanding akhir tahun 2020. Sementara, total liabilitasnya naik 33,66% menjadi Rp 44,78 miliar dan total ekuitasnya naik 101,81% menjadi Rp 199,92 miliar.

Dalam keterbukaan informasinya dijelaskan, kenaikan aset yang signifikan itu dipicu penerimaan kas dan bank atas hasil initial public offering (IPO) perusahaan, penerimaan pembayaran dari pelanggan, dan efek penambahan omzet perusahaan. Hal tersebut berdampak juga pada peningkatan piutang usaha pihak ketiga.

Sementara itu, peningkatan aset tetap-net dan uang muka dipicu semakin masifnya pertumbuhan perusahaan yang disebabkan pertambahan jumlah outlet dan cabang perseroan, serta transaksi pembayaran uang muka atas pembelian tanah dan bangunan sesuai hasil RUPS tahunan.

Selanjutnya: HBA November cetak rekor, APBI proyeksi harga terkoreksi di Desember

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×