Reporter: Nur Qolbi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatatkan penurunan margin laba kotor menjadi 10,8% pada semester I-2021. Padahal di periode yang sama tahun lalu, margin laba kotor masih 16,1%
Direktur Gudang Garam Heru Budiman mengatakan, penurunan margin laba kotor ini disebabkan oleh kenaikan tarif cukai yang tinggi dalam dua tahun terakhir.
Sebagai pengingat, pada tahun 2020, tarif cukai untuk sigaret kretek mesin (SKM) meningkat 25,9% dan berlanjut naik 14,2% pada 2021. Sementara itu, tarif cukai sigaret kretek tangan (SKT) naik 11,7% pada 2020 dan tidak mengalami kenaikan pada 2021.
Menurut Heru, kenaikan tarif cukai ini kian membebani biaya pokok penjualan perusahaan. Sepanjang semester I-2021, biaya pokok penjualan Gudang Garam meningkat 20,1% year on year (yoy) menjadi Rp 54,05 triliun.
Beban cukai yang porsinya mencakup 84,8% dari keseluruhan biaya pokok penjualan meningkat 28,1% yoy, dari Rp 35,8 triliun menjadi Rp 45,8 triliun di akhir Juni 2021.
Kinerja negatif pada margin laba kotor ini terus terbawa hingga ke bottom line Gudang Garam. Pada semester I-2021, laba bersih Gudang Garam merosot 39,5% yoy, dari Rp 3,8 triliun menjadi Rp 2,3 triliun. Alhasil, margin laba bersih Gudang Garam ikut terseret turun menjadi 3,8% dari sebelumnya 7,1%.
Baca Juga: Gudang Garam (GGRM) sudah gelontorkan hampir Rp 5 triliun untuk capex Bandara Dhoho
Heru menjelaskan, penurunan margin ini juga disebabkan oleh kenaikan tarif cukai yang tidak diikuti dengan kenaikan harga jual yang selaras karena pertimbangan kondisi perekonomian.
"Pada tahun ini, Gudang Garam tidak bisa secara agresif menaikkan harga jual karena akan sangat memengaruhi daya beli terutama pada masyarakat menengah ke bawah," ungkap Heru saat konferensi pers Gudang Garam dalam acara Public Expose Live 2021, Kamis (9/9).
Meskipun mencatatkan penurunan margin laba, Gudang Garam membukukan kinerja positif pada top line-nya. Sepanjang semester I 2021, pendapatan Gudang Garam meningkat 12,9% yoy menjadi Rp 60,59 triliun dari Rp 53,66 triliun.
Hal ini sejalan dengan total volume penjualan Gudang Garam yang naik sebesar 7,3% yoy menjadi 45,6 miliar batang dari sebelumnya 42,5 miliar batang. Peningkatan total volume penjualan tersebut didorong oleh volume penjualan segmen SKM Full Flavour (SKM FF) yang naik dari 35,8 miliar batang menjadi 39,9 miliar batang.