Reporter: Nur Qolbi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menyatakan, progres pembangunan Bandar Udara (Bandara) Dhoho di Kediri, Jawa Timur masih berjalan sesuai rencana walau di tengah pandemi Covid-19.
Terbaru, Gudang Garam sedang dalam proses penyiapan lahan yang akan digunakan untuk membangun bandara tersebut.
Direktur Gudang Garam Istata Taswin Siddharta mengatakan, pembangunan bandara ini ditargetkan dapat rampung pada tahun 2023. Untuk pembangunan tersebut, Gudang Garam sudah berinvestasi dengan mengeluarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) hampir Rp 5 triliun.
"Capex tersebut digunakan termasuk untuk memenuhi biaya perolehan lahan, konsultan, desain, dan lain-lain," kata Istata dalam konferensi pers Gudang Garam dalam acara Public Expose Live 2021, Kamis (9/9).
Terkait dengan masa konsesi bandara tersebut, Istata menjelaskan, pihaknya belum mendapat keputusan dari pemerintah mengenai jangka waktu konsesi. Menurut dia, jangka waktu konsesi yang ideal supaya Gudang Garam bisa mencapai Break Even Point (BEP) adalah lebih dari 50 tahun.
"Akan tetapi, jangka waktu untuk mencapai BEP sangat tergantung dari perkembangan daerah dan tingkat trafik bandara itu sendiri. Kalau trafiknya bisa banyak naik, mungkin di bawah 50 tahun sudah bisa BEP," jelas Istata.
Baca Juga: Persiapan masuk bisnis rokok elektrik, Gudang Garam (GGRM) mendirikan tiga anak usaha
Perlu diketahui, proyek pembangunan bandara yang pertama kali dilakukan oleh swasta ini menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dengan begitu, Gudang Garam akan mendapatkan masa konsesi atas bandara tersebut. Setelah masa konsesi habis, bandara tersebut akan dikembalikan kepada pemerintah.
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, groundbreaking pembangunan Bandara Dhoho ini dimulai pada 15 April 2020 silam. Pembangunan ini dilaksanakan oleh Surya Dhoho Investama yang 99,99% sahamnya dimiliki Gudang Garam.
Surya Dhoho Investama memperkirakan, pembangunan bandara ini akan rampung dalam waktu 2,5 tahun. Untuk merealisasikannya, Surya Dhoho Investama membutuhkan dana sekitar Rp 6 triliun-Rp 9 triliun yang bersumber dari kas internal.
Pada tahap awal, Bandara Dhoho Kediri akan dibangun seluas 13.558 meter persegi dari luas total lahan bandara 321 hektare (ha) yang dapat menampung 1,5 juta-2,5 juta penumpang per tahun. Dengan dimensi runway 3.300 meter x 45 meter, Bandara Dhoho dapat menampung delapan pergerakan pesawat pada jam sibuk.
Bandar Udara Dhoho bakal melayani masyarakat khususnya di Kediri dan sekitarnya, serta dapat menjadi bandara alternatif di Jawa Timur. Produsen rokok tersebut juga berharap, keberadaan bandara ini dapat mempercepat pembangunan dan pengembangan daerah Kediri.
Selanjutnya: Puradelta Lestari (DMAS) targetkan marketing sales Rp 2 triliun tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News