kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak berita menarik di bursa saham hari ini!


Kamis, 10 Desember 2015 / 05:14 WIB
Simak berita menarik di bursa saham hari ini!


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Sebagai bahan referensi ekonomi Anda, kami menyajikan sejumlah berita bursa saham di Harian KONTAN edisi Kamis (10/12). Berikut ini ringkasannya.

Dana Asing di Bursa Saham Indonesia

Pemodal asing terus menjauhi pasar saham domestik. Sejak awal tahun hingga Selasa (8/12) lalu, investor asing telah membukukan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 21,88 triliun di Bursa Efek Indonesia.

Ini adalah posisi tertinggi dana asing keluar dari bursa saham Indonesia selama 10 tahun terakhir. Asing terakhir kali mencatatkan net sell pada 2013, yang mencapai Rp 20,64 triliun.

Mengeringnya dana asing turut mempengaruhi kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kini, kinerja IHSG berada di posisi paling buncit di antara indeks saham di kawasan Asia Pasifik. Sejak awal tahun hingga Selasa lalu atau year-to-date (ytd), IHSG sudah terpangkas 14,59%.

Di periode yang sama, pasar saham negeri tetangga, seperti indeks bursa Malaysia hanya terkoreksi 5,22%, Filipina tergerus 5,42%, Hong Kong turun 7,2%, dan India menyusut 7,96%. Sedangkan bursa Jepang mampu menanjak 11,7%, Tiongkok tumbuh 7,28%, dan indeks bursa Korea Selatan naik 1,75%.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo melihat porsi dana asing sudah sangat minim. Menurut dia, saat ini dana asing di pasar reguler masih tersisa Rp 5 triliun sampai Rp 8 triliun. "Jika asing akan melakukan posisi jual, napas mereka masih cukup panjang," ucap dia.

Empat Emiten Listing di BEI

Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan ini kedatangan empat emiten baru. Keempat emiten tersebut adalah PT Dua Putra Utama Makmur Tbk (DPUM), PT Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk (AMIN), PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR) dan PT Kino Indonesia Tbk (KINO).

Dua Putra Utama Makmur mencatatkan sahamnya di BEI pada 8 Desember lalu. DPUM menjual 1,67 miliar saham, atau setara 40,12% modal ditempatkan dan disetor penuh ke publik. Dengan harga penawaran Rp 550 per saham, DPUM meraup dana segar sekitar Rp 921,2 miliar.

Hari ini, AMIN dan IDPR akan mulai beraksi di bursa. AMIN mendapatkan dana segar Rp 30,72 miliar dengan melepas 22% saham baru ke publik atau 240 juta saham. Harga penawaran perdana dipatok Rp 128 per saham.

Sedang IDPR mengantongi dana segar sekitar Rp 387,84 miliar dari IPO, dengan menerbitkan 303 juta saham baru ke publik. Jumlah ini setara dengan 15,13% total saham. Harga penawaran perdana IDPR dipatok Rp 1.280 per saham.

KINO akan menutup rombongan IPO pekan ini, Jumat (11/12). KINO melepas 228,57 juta saham, atau setara 16% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh. KINO menargetkan dana segar sebesar Rp 868,65 miliar, dengan menawarkan saham di harga Rp 3.800 per saham.

PT Indika Energy Tbk (INDY)

PT Indika Energy Tbk (INDY) meningkatkan nilai penawaran tender atas pembelian kembali atau buyback surat utang (notes) menjadi maksimal US$ 128,573 juta. Semula, nilai tender offer ditetapkan maksimal hanya sebesar US$ 100 juta.

Namun, rupanya banyak permintaan yang masuk pada proses penawaran tender. Alhasil, INDY menambah nilai pokok tender offer. Asal tahu saja, sejak dimulainya penawaran tender pada 23 November lalu hingga 7 Desember 2015, nilai pokok yang diajukan sudah mencapai sekitar US$ 164,55 juta.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan INDY Dian Paramita mengatakan, tender offer dilakukan berdasarkan prosedur dutch action. Karena itu, perusahaan ini bisa mengurangi atau menambah jumlah penawaran.

Notes yang akan dibeli kembali adalah Senior Notes tahun 2011 dengan dengan jumlah pokok US$ 300 juta dan bunga 7%. Notes ini akan jatuh tempo pada 2018. Proses tender offer dilakukan melalui anak usahanya di Belanda, Indo Energy Finance B.V (IEF BV). Sementara INDY menjadi penjamin dalam pelaksanaan transaksi tersebut.

Notes yang telah diajukan untuk dibeli kembali akan dibeli seharga US$ 600 per US$ 1.000 jumlah pokok notes. "Sumber dana yang akan digunakan untuk pelaksanaan tender offer tersebut adalah dana tunai milik IEF BV," ujar Dian, Rabu (9/12).

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menganggarkan belanja modal US$ 160 juta tahun depan. Belanja modal ini naik 23% ketimbang 2015.

Direktur Utama GIAA Arif Wibowo mengatakan, Garuda akan menambah 23 pesawat baru. Rincian pesawat barunya yaitu lima unit Airbus A330, delapan unit Airbus A320, satu unit Boeing 777, dan sembilan unit ATR 72-600. "Skemanya operating lease," kata Arif.

GIAA akan memanfaatkan kas internal dan pendanaan eksternal untuk menutup belanja modal. GIAA mengkaji beberapa opsi untuk pendanaan eksternal, termasuk pinjaman perbankan atau penerbitan sukuk dan obligasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×