kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   17.000   0,69%
  • USD/IDR 16.736   31,00   0,19%
  • IDX 8.618   -59,15   -0,68%
  • KOMPAS100 1.184   -5,89   -0,50%
  • LQ45 852   -0,86   -0,10%
  • ISSI 307   -3,32   -1,07%
  • IDX30 439   1,78   0,41%
  • IDXHIDIV20 511   4,81   0,95%
  • IDX80 133   -0,51   -0,38%
  • IDXV30 138   -0,59   -0,43%
  • IDXQ30 140   1,06   0,76%

Siklus kinerja emiten ritel tumbuh di Oktober


Selasa, 15 November 2016 / 06:15 WIB
Siklus kinerja emiten ritel tumbuh di Oktober


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Sejumlah emiten ritel kompak mencatat kenaikan penjualan pada periode Oktober 2016. PT Ace Hardware Tbk (ACES) misalnya, pada periode tersebut mencatat penjualan Rp 438 miliar.

Jika dibandingkan dengan Oktober 2015, angka penjualan tersebut meningkat sebesar 7,9%. Kenaikan ini juga seiring dengan besaran same store sales growth (SSSG) yang tumbuh 3,7% secara year on year (yoy).

Sejak Januari hingga Oktober, berarti ACES telah mencatatkan penjualan Rp 3,93 triliun atau naik sekitar 3% yoy. Namun, SSSG selama periode 10 bulan tersebut justru hanya 1,1%, berada di bawah target manajemen sebesar 2% hingga 3%.

Lalu, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) pada Oktober 2016 membukukan penjualan sekitar Rp 490 miliar, tumbuh 5% yoy. Kenaikan tersebut juga diiringi oleh pertumbuhan besaran SSSG 5% yoy.

Analis Mandiri Sekuritas Laura Taslim dalam risetnya menjelaskan, kenaikan ini merupakan siklus yang biasa terjadi dalam industri ritel. ACES contohnya, kenaikan penjualan itu lebih didorong oleh 20th Anniversary Boom Sale yang diadakan selama periode 21 September hingga 25 Oktober. "Kami menilai kinerja Oktober merupakan kinerja yang kuat meski hal ini sudah lebih dulu diantisipasi pasar," ujar Laura.

Idrus Widjajakusuma, Corporate Secretary PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) mengatakan, kenaikan penjualan ini bukan hanya karena didorong siklus bisnis industri ritel semata, tapi juga karena adanya perbaikan daya beli.

Hal ini bisa dilihat dari posisi penjualan keramik yang menjadi kontributor utama pendapatan konsolidasi CSAP. Periode kuartal III-2016, penjualan keramik CSP tercatat Rp 1,96 triliun, naik hampir 18% yoy. Sementara, penjualan keramik periode kuartal III-2015 justru mengalami penurunan sekitar 9% yoy menjadi Rp 1,67 triliun dari sebelumnya Rp 1,87 triliun.

"Kenaikan tertinggi malah terjadi di daerah Sulawesi, mencapai 36% yoy," kata Idrus, Senin (14/11). Catatan ini jauh melampaui penjualan di kawasan Jabodetabek yang hanya sekitar 3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×