kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   17.000   0,69%
  • USD/IDR 16.736   31,00   0,19%
  • IDX 8.618   -59,15   -0,68%
  • KOMPAS100 1.184   -5,89   -0,50%
  • LQ45 852   -0,86   -0,10%
  • ISSI 307   -3,32   -1,07%
  • IDX30 439   1,78   0,41%
  • IDXHIDIV20 511   4,81   0,95%
  • IDX80 133   -0,51   -0,38%
  • IDXV30 138   -0,59   -0,43%
  • IDXQ30 140   1,06   0,76%

Mengukur kinerja RALS lewat e-commerce


Selasa, 13 September 2016 / 07:40 WIB
Mengukur kinerja RALS lewat e-commerce


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sejumlah emiten ritel menggenjot bisnis e-commerce salah satunya PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS). Melalui ramayana.co.id dan bekerjasama dengan Tokopedia untuk menjalankan bisnis jual beli perlengkapan fashion secara online.

Sistem kerjasama bisnis online ini adalah RALS menyediakan barang dan Tokopedia menjadi media dagang. RALS belum secara gamblang menjabarkan target kontribusi e-commerce terhadap total penjualan tahun ini.

Frederik Rasali analis Minna Padi Investama mengatakan, saat ini penjualan online merupakan suatu keharusan. Mengingat di kota besar, semua masyarakatnya sudah menggunakan smartphone dan rata-rata mengakses internet melalui telepon pintarnya itu.

"Online store makin mudah menjangkau masyarakat," kata Frederik kepada KONTAN, Jumat (09/09).

Namun bukan berarti perusahaan harus menutup gerainya karena offline store bisa menjadi show room bagi pelanggan. Gerai juga masih menjadi selling point di mana belum semua pelanggan percaya atas transaksi online.

Frederik mencontohkan dengan Grup Lippo melalui Mataharimall.com yang dapat melakukan online to offline sales (O2O) melalui cabang Matahari Department Store terdekat. Hingga semester I-2016, RALS memiliki 115 toko termasuk dua toko baru di Solo dan Tajur, Bogor.

Gerai Ramayana menyediakan keperluan mode dan aksesori untuk segmen pasar menengah ke bawah. RALS juga didukung oleh Robinson yang berubah nama menjadi SPAR dengan konsep supermarket. Penjualan RALS Sepanjang delapan bulan tahun 2016, RALS membukukan penjualan Rp 5,97 triliun atau tumbuh 6% dibanding periode sama tahun lalu.

Luar Pulau Jawa berkontribusi paling besar yaitu 39% dari total pendapatan, diikuti Jabodetabek dan daerah Jawa lainnya masing-masing 34% dan 27%.

"Kami melihat penjualan di bulan Agustus sudah normal kembali setelah Lebaran dan musim back-to-school telah berakhir," kata Johanes Prasetia analis BCA Sekuritas dalam risetnya.

Johanes mengatakan same store same growth (SSSG) RALS sampai Agustus mencapai 7,2% dengan Jabodetabek meraih SSSG tertinggi yaitu 9,6%. Sedangkan daerah Jawa lainnya dan di luar Jawa masing-masing 7,1% dan 5,5%. Frederik melihat ekspansi offline store RALS justru tidak terlihat karena manajemen wait and see perkembangan ekonomi.

Mengingat sejak akhir tahun lalu daya beli konsumen belum membaik. Johanes optimistis kinerja RALS pada semester II-2016 membaik didukung oleh pembelian produk fashion secara langsung yang memberikan margin lebih tinggi dibanding melalui penjualan konsinyasi atau e-commerce.

Selain itu, promosi agresif dari RALS melalui Tnstagram, Twitter, serta kolaborasi dengan GOJEK dan Tokopedia akan mendorong penjualannya.

Saat ini Frederik masih merekomendasikan jual saham RALS dengan target re-entry di Rp 900. Johanes merekomendasikan beli dengan target Rp 1.415.

Lalu Dian Cahyadi analis Ciptadana Sekuritas merekomendasi beli dengan target Rp 1.550. Pada Jumat (09/09), saham RALS turun 1,70% atau 20 poin ke Rp 1.155 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×