CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.736   130,00   0,82%
  • IDX 7.295   -89,23   -1,21%
  • KOMPAS100 1.126   -11,88   -1,04%
  • LQ45 894   -7,34   -0,81%
  • ISSI 221   -3,13   -1,40%
  • IDX30 461   -2,57   -0,55%
  • IDXHIDIV20 558   -2,51   -0,45%
  • IDX80 129   -1,02   -0,78%
  • IDXV30 139   0,35   0,25%
  • IDXQ30 154   -0,60   -0,39%

SIAP mulai bergerak kembangkan bisnis turunan


Kamis, 03 Juli 2014 / 17:32 WIB
SIAP mulai bergerak kembangkan bisnis turunan
ILUSTRASI. Agen pemasaran melayani pengunjungg di ajang Mandiri Utama Finance Auto Fest 2022 di Jakarta, Jumat (18/11). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/18/11/2022.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setelah masuk melalui PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP), RITS Ventures Limited melalui PT Indo Wana Bara Mining Coal (IWBMC) sudah bersiap-siap untuk ekspansi.

Rennier Abdul Rachman Latief, Komisaris Utama SIAP mengatakan, ke depan, perseroan tidak hanya mengembangkan bisnis batubara saja. Tetapi, juga bisnis pembangkit listrik, khususnya mulut tambang (minemouth) dan bisnis etanol.

Unttuk powerplant, Rennier bilang, pihaknya telah melaukan pembicaraan untuk proyek di Kawasan Industri dan Pelabuhan International (KIPI) di Maloy, Kalimantan Timur.

Sedangkan, untuk pegembangan bisnis etanol, Indo Wana tengah menjajaki untuk menggandeng perusahaan asal Jerman, Lanzatech. "Untuk membangun pabrik etanol berkapasitas 450.000 ton butuh dana sekitar 480 juta euro," ujar Rennier, Kamis (3/7).

Pihaknya pun tengah membicarakan untuk mendapat pinjaman dari lembaga kredit ekspor Jerman. Rennier bilang, pinjaman dari lembaga kredit ekspor yang diperlukan sekitar 65% hingga 75% dari total kebutuhan.

Manajemen SIAP optimistis, tahun ini, perseroan sudah bisa mencetak laba. Dengan target produksi batubara sebesar 350.00-400.000 ton per bulan, maka laba bersih perseroan diharapkan mencapai US$ 600.000.

Hingga akhir Maret 2014, SIAP yang masih menjalankan bisnis sebagai produsen berbahan dasar non-woven masih mengalami kerugian sebesar Rp 3,1 miliar. Setelah mendapat restu pemegang saham, SIAP pun kini berubah menjadi perusahaan batubara.

Tahun ini, perseroan menganggarkan belanja modal sekitar US$ 15 juta untuk bisa memproduksi 350.000-400.000 ton batubara per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×