Sumber: Tabloid KONTAN | Editor: Ruisa Khoiriyah
JAKARTA. Kesuksesan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) meraih kinerja penjualan nan tinggi tidak dapat dilepaskan dari strategi pemasaran melalui minimarket. Terutama, melalui jaringan minimarket Indomaret dan Alfamart. Alfamart adalah jaringan ritel milik PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).
Belakangan, Djoko Susanto, pendiri Alfamart, berniat menggandeng Yamazaki Baking untuk memproduksi merek roti sendiri. Memang, belum jelas betul kapan rencana tersebut membuahkan produk baru. Namun, tentu saja, realisasi rencana tersebut bisa mengancam performa ROTI. “Bisa jadi sangat negatif karena Alfamart adalah distributor kunci produk mereka,” kata Stephen Hui, analis Standard Chartered.
Per September 2012,
sebanyak 56% penjualan Sari Roti atau Rp 476,83 miliar dipasarkan melalui peritel modern. Jaringan Alfamart menyumbang penjualan Rp 201,66 miliar, sedangkan Indomaret berkontribusi Rp 275,17 miliar. Yamazaki Baking merupakan produsen roti asal Jepang yang sudah eksis selama 48 tahun. Pemasaran produknya meluas tak cuma di Jepang, tapi juga ke Thailand, Malaysia, dan China.
Meski membangun merek baru memerlukan waktu, kolaborasi dua korporasi itu signifikan mengancam Sari Roti. Apalagi, jika kelak Alfamart memilih memasarkan produk roti sendiri. Namun, Nippon Indosari mengaku tak gentar dengan kedatangan pesaing potensial itu. “Persaingan itu biasa, kami
sudah 15 tahun menggeluti bisnis ini,” tandas manajemen dalam paparan publik di Investor Summit 2012. Membuka pasar baru sebanyak-banyaknya menjadi strategi andalan ROTI agar tetap eksis di kancah persaingan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News