kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Si karyawan perkebunan yang lincah investasi saham


Selasa, 23 Januari 2018 / 15:45 WIB
Si karyawan perkebunan yang lincah investasi saham
ILUSTRASI. Ilustrasi pasar modal


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cerita manis dari pasar saham juga dirasakan oleh Weli Gunawan. Karyawan perusahaan perkebunan ini merasakan memetik profit, buah hasil kedisiplinan dan dibantu tools tepat.

Maklum saja, investasi saham dikenal dengan high risk high return. Namun, risiko pun bisa diminimalkan asal tahu caranya.

Weli Gunawan bercerita mulai trading saham di awal 2008. Awalnya, tertarik karena diajak teman-teman yang sudah terjun dulu.

Pengetahuan pun kala itu masih minim. Namun, ia malah nekat trading dengan nilai yang cukup lumayan untuk pemula yakni Rp100 juta.

"Sepertinya menggiurkan lalu tertarik. Benar-benar tidak ada belajar, jalan begitu saja. Nah, nah di tahun 2008, bursa kan sempat crash. Saya sadar, dan akhirnya mulai belajar setelah setahunan," ucap Weli, Selasa (23/1)

Lantaran tidak belajar dan tidak punya bekal, di awal trading, kalaupun untung, dia merasa semata-mata faktor keberuntungan. Namun setelah dipelajari, ternyata naik turun saham pun ada penyebab, bahkan dengan alat bisa diprediksi arah pergerakannya.  "Jadi, bukan semata tebakan juga," imbuhnya.

Sebagai trader yang sudah hampir 10 tahun bermain saham, ia tak memungkiri, di awal trading cenderung tidak bijak. Pertama, masuk dengan modal cukup besar. Kedua, tak punya pengalaman dan hanya ikut ajakan teman.

Tak heran, karena minim pengalaman dan pengetahuan, modal yang ia gunakan, apalagi disusul pasar crash, sempat anjlok dalam. Namun, kata Weli, modalnya tak amblas karena pasar sempat rebound.

"Waktu itu sempat naik, lalu crash. Saya panik, tapi sempat rebound jadi modalnya tidak habis-habis banget, lah. Itu jadi pengalaman sekali," kenang Weli.

Nah, untuk pemula, kata dia, gunakan modal trading yang kecil terlebih dahulu untuk membiasakan diri. Jika sudah terbiasa dan tahu, maka modal bisa ditambah.

Dalam trading, kata Weli, memang kadang-kadang ada semacam beginner luck. Pas masuk langsung untung. Lalu serakah, tambah modal terus. Sampai akhirnya uang yang diperlukan untuk keperluan lain dimasukkan semua.

Nah, jika seperti itu, tentu sudah tidak bijak. Padahal, trading harus menggunakan uang menganggur bukan diambil dari tabungan atau dana untuk alokasi kebutuhan lain.

Masih banyaknya yang belum mengerti saham dinilai Weli karena edukasi masih minim dan sebagian masih menganggap judi. Padahal jika trading diperlakukan seperti bisnis, cara mengelolanya juga berbeda. Trader akan fokus, disiplin, tahu mengelola risiko, sekaligus mengerti kapan harus memaksimalkan keuntungan dan menambah modal.

"Saya sendiri trading untuk side income, karena masih berstatus karyawan. Saya mengelola dengan serius, memantau setiap hari. Saya juga tidak selalu cepat untung atau untung besar dadakan alias easy money. Misal dalam 3 hari harus untung 50 %,  nanti emosinya tidak benar. Memberikan return 3/4 % per bulan itu sudah cukup,” ucapnya.

Dalam trading, Weli hanya fokus di lima saham agar terpantau dan fokus.  Berkat fokus, kini kian matang melakukan analisa teknikal dan hasilnya juga tak mengecewakan.

Profit lebih mudah didapat. Ia menggunakan software 'Super Rally Trading System' yang mudah dipelajari dan diterapkan untuk investor pemula."Hasilnya ternyata oke, saya jadi lebih ahli lagi," ujarnya.

Ia menceritakan, beberapa hari belakangan ini, mendapat untung lumayan misal dari saham PGAS karena auto reject atas terus-menerus. Tapi seperti itu tidak setiap hari.

"Saya cenderung suka saham naik perlahan, biasanya stabil. Kalau naik cepat di belakangnya volatile sekali. Saya cari saham steady, naik tidak terlalu cepat. Tentu pernah juga dapat untung dari dari saham yang naik cepat, tapi kita anggap sebagai bonus, karena kalau naik dua tiga kali biasanya langsung turun," ujarnya.

Kata weli, ada peluang yang sangat menjanjikan dalam trading saham asal mengerti bagaimana mengeksekusinya. Nah, satu hal yang juga harus diperhatikan, dalam trading juga juga jangan sampai fokus pada satu saham.

Harus ada diversifikasi untuk menghindari kerugian besar. Tersebar di beberapa saham lebih aman. “Terlalu banyak tidak dikelola dengan baik, juga nanti malah bingung," ujarnya, mengingatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×