Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penutupan pemerintahan Amerika Serikat diprediksi hanya berlangsung sementara. Alhasil, meski nilai tukar rupiah berpotensi menguat pada perdagangan Senin (22/1), penguatan tersebut diperkirakan bersifat terbatas.
Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual mengatakan, pada dasarnya pemerintah AS masih bisa merundingkan kembali masalah mereka dengan Senat, sehingga cepat atau lambat rencana anggaran pengganti yang diajukan dapat disetujui.
“Dulu saat pemerintahan Obama juga pernah seperti ini, tapi masalahnya bisa segera terselesaikan,” kata David.
Perlu diketahui, rencana anggaran pengganti yang diajukan pemerintah AS gagal terealisasi akibat tidak lolos dari voting yang dilakukan di Senat pada Jumat (19/1) malam.
Saat itu lebih dari 40 senator memilih tidak meloloskan rencana anggaran tersebut. Padahal, syarat agar anggaran tersebut dapat digunakan adalah mendapat persetujuan 60 senator dari 100 senator yang ada.
David menilai, fokus utama pelaku pasar sejatinya masih soal dampak kebijakan pemangkasan pajak dan kenaikan suku bunga acuan AS. “Pasar masih menanti data ekonomi yang menggambarkan sukses tidaknya kebijakan-kebijakan AS,” ujarnya.
Di samping itu, potensi penguatan terbatas rupiah disebabkan minimnya sentimen dari dalam negeri dalam sepekan ke depan. Prediksi David, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.290-Rp 13.350 per dollar AS pada perdagangan besok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News