kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Setelah Yuan, Emas menunggu data AS


Selasa, 11 Agustus 2015 / 17:09 WIB
Setelah Yuan, Emas menunggu data AS


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga Emas kembali tersungkur setelah sempat menguat di awal pekan ini. Pelemahan harga emas dipicu oleh nilai tukar mata uang Yuan yang jatuh ke level terendah dalam dua dekade.

Mengutip Bloomberg, Rabu (29/7) pukul 14.52 WIB harga emas kontrak pengiriman Desember 2015 di bursa Commodity Exchange turun 0,38% ke level US$ 1.099,9 per ons troi. Selama sepekan, harga emas naik 0,9%.

People's Bank of China (PBOC) sengaja melakukan devaluasi terhadap Yuan setelah rilis data ekonomi China bulan Juli 2015, dimana ekspor China melemah dan neraca perdagangan turun menjadi US$ 43 miliar dari sebelumnya US$ 46,5 miliar. Kebijakan tersebut diambil untuk kembali menggenjot ekspor negeri tirai bambu itu.

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures menuturkan, pergerakan harga emas tak lepas dari sentimen ekonomi China. Maklum, China merupakan konsumen emas terbesar di dunia.

Di samping itu, kebijakan devaluasi mata uang Yuan semakin menguatkan dollar AS. Dampaknya, permintaan emas turut terseret. Apalagi, USD sudah semakin berotot setelah spekulasi kenaikan suku bunga The Fed tahun ini. "Kalaupun misalnya suku bunga tidak jadi naik bulan September, investor melihat The Fed akan tetap menaikkan suku bunga di akhir tahun ini," paparnya.

Di sisi lain, kondisi China akan semakin memukul permintaan emas. Pemerintah China memang terus melakukan upaya perbaikan ekonomi. Salah satunya dengan menggelontorkan dana hingga 900 yuan ke pasar modal. Namun, dampaknya tidak terlalu besar. Nyatanya, dana investasi yang sudah keluar dari pasar modal China mencapai 3,4 triliun yuan.

Deddy melihat, suatu negara butuh waktu sedikitnya lima tahun untuk bisa bangkit dari krisis ekonomi. Sebut saja Amerika Serikat yang baru bisa mengalami pertumbuhan tahun ini sejak krisis yang melanda tahun 2009 silam. "Itu pun belum terlalu bagus," imbuhnya.

Pada pekan ini, ada beberapa data ekonomi yang dapat mempengaruhi pergerakan harga emas, seperti data unemployment claims, core retail sales, dan retail sales Amerika Serikat (AS), yang akan dirilis 13 Agustus 2015. Menurut Deddy, investor akan lebih memperhatikan data unemployment claims. Jika hasilnya naik sesuai dengan perkiraan, maka bisa menjadi sentimen positif bagi emas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×