CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Setelah terkoreksi dalam, pemulihan harga Bitcoin butuh waktu beberapa bulan


Rabu, 19 Mei 2021 / 18:50 WIB
Setelah terkoreksi dalam, pemulihan harga Bitcoin butuh waktu beberapa bulan
ILUSTRASI. Bitcoin


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) terus terkoreksi, bahkan kini sudah menembus di bawah US$ 40.000 per Btc. Berdasarkan Coinmarketcap.com, pada pukul 18.00 WIB, harga Bitcoin berada di US$ 39.233,81 per Btc. Dalam 24 jam terakhir, koreksi Bitcoin tercatat sudah sebesar 13,50%. Bahkan, jika dalam seminggu terakhir, harganya sudah turun 30,33%

Salah satu faktor yang membuat harga Bitcoin terperosok adalah pernyataan dari Elon Musk yang menyebut, Tesla menangguhkan sementara transaksi yang menggunakan Bitcoin. Pernyataan Elon Musk ini didasari dari karbon emisi penambangan Bitcoin yang justru tidak ramah lingkungan.

CEO Triv.co.id Gabriel Rey tak menampik, semenjak kicauan Elon Musk tersebut terjadi peningkatan jumlah bitcoin yang dideposit ke exchange. Hal ini menandakan adanya aksi jual sehingga harga Bitcoin pun mengalami kemerosotan.

“Ditambah lagi, adanya tax harvesting period di Amerika Serikat turut meningkatkan aksi selloff para pelaku pasar. Tren aksi sell off pada periode ini memang sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir,” kata Gabriel ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (19/5).

Baca Juga: Pernyataan bank sentral China membuat koreksi harga bitcoin semakin dalam

Koreksi harga Bitcoin ini juga tidak terlepas dari adanya pernyataan dari bank sentral China yang menegaskan mata uang digital tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Selain itu, bank sentral China juga tidak memperbolehkan lembaga pembayaran dan finansial untuk mematok harga pelayanan menggunakan aset virtual.

Sementara itu, Founder dan CEO perusahaan penyedia jasa penyimpanan aset kripto Ballet, Bobby Lee mengatakan, pengumuman bank sentral China bersifat imbauan. Menurutnya, bank sentral China saat ini menilai euforia pasar terhadap aset kripto sudah berlebihan. Dengan terjadinya perdagangan secara spekulatif, wajar akhirnya bank sentral China berusaha mengingatkan akan hal tersebut.

Walau terjadi koreksi yang dalam, Gabriel menegaskan secara fundamental saat ini Bitcoin tidak mengalami perubahan. Apalagi, dalam sebulan terakhir tercatat jumlah Bitcoin yang dibeli investor institusi mencapai 215.000 Bitcoin. Ia menyebut, aksi jual kali justru didominasi oleh para investor baru, bukan investor lama. 

“Jadi koreksi sebenarnya hanya bersifat sementara. Tapi jika melihat struktur on chain, pemulihan tidak mungkin terjadi secara cepat. Setidaknya perlu beberapa bulan,” imbuh Gabriel.

Selain itu, agar Bitcoin bisa naik lagi, Gabriel menyebut perlu ada sentimen positif yang bisa mengangkatnya. Menurutnya, setidaknya ada dua potensi sentimen positif ke depan. Pertama, masih adanya halving day. Kedua, wacana reksadana bitcoin yang sedang direview oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat. Jika wacana tersebut disetujui, maka akan jadi katalis positif untuk harga Bitcoin.

Dengan kondisi ini, Gabriel menyarankan investor aset kripto untuk beralih ke aset stable coin atau hold Bitcoin untuk jangka waktu yang lama. 

“Turunnya Bitcoin pada akhirnya membuat seluruh altcoin ikut turun. Jadi, akan sama saja jika pindah ke marketcap kecil. Sebaiknya untuk hedge biasanya investor disarankan swap ke stablecoin dulu dan menunggu pasar stabil untuk pembelian kembali,” tutup Gabriel.

Selanjutnya: Harga Bitcoin terjun bebas, China dan Elon Musk jadi penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×