Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini (13/8) berhasil ditutup menguat 0,11% ke level 5.239,250. Sebanyak 182 saham menguat, 238 saham melemah, dan 151 saham bergeming.
Penguatan hari ini melengkapi reli IHSG yang menguat selama empat hari berturut-turut sejak Senin (10/8).
Baca Juga: IHSG menguat tipis 0,11% ke 5.239 pada akhir pedagangan Kamis (13/8)
Meski demikian, analis menilai reli ini akan patah pada perdagangan Jumat (14/8). Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, penguatan IHSG selama empat hari berturut-turut sudah mencapai target minimal MNC Sekuritas. “Sehingga, secara indikator pun pergerakannya sudah rentan terkoreksi juga,” ujar Herditya kepada Kontan.co.id, Kamis (13/8).
Herditya memproyeksikan, IHSG rentan terkoreksi dengan level support di 5.120 dan resistance di 5.285 pada perdagangan besok.
Senada, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama juga menilai, IHSG berpotensi bergerak fluktuatif namun dalam kecenderungan melemah terbatas. Dari dalam negeri, sentimen neraca transaksi berjalan (current account) pada kuartal kedua 2020 dinilai menjadi hal yang ditunggu oleh pelaku pasar saat ini.
“Namun, jika mengacu pada kenaikan dari awal pekan ini, IHSG memang rentan mengalami aksi ambil untung (profit taking),” ujar Okie saat dihubungi Kontan.co.id.
Baca Juga: IHSG naik tipis 0,10% ke level 5.238,545 pada perdagangan sesi I, Kamis (13/8)
Sementara sentimen dari eksternal seperti The Fed speech yang akan digelar nanti malam, hingga data initial jobless claim Amerika Serikat (AS).
Data retail sales AS dan China juga dinilai ikut mewarnai pergerakan bursa saham pada esok hari. Proyeksi Okie, IHSG akan bergerak melemah dengan rentang 5.150 - 5.260.
Okie menilai, sejauh ini sentimen dari dalam negeri cukup positif. Hal ini seiring dengan menurunnya risiko investasi sejak awal bulan yang terindikasi dari credit default swap (CDS).
Baca Juga: IHSG Menguat, Asing Berubah Sikap, Borong BBRI dan BBCA, Jual TOWR dan MDKA
Sehingga hal tersebut mampu menjadi trigger bagi iklim investasi serta stabilitas rupiah. Selain itu realisasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang saat ini mencapai sekitar 22% diharapkan dapat terus bertambah pada sisa akhir tahun ini. Sehingga hal tersebut dapat menopang pertumbuhan riil sektor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News