kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Setelah libur panjang pekan ini, rupiah berpotensi berbalik melemah terbatas


Rabu, 28 Oktober 2020 / 19:00 WIB
Setelah libur panjang pekan ini, rupiah berpotensi berbalik melemah terbatas


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah setelah libur panjang pekan ini berpotensi stagnan cenderung melemah. Pelaku pasar mengambil sikap wait and see pada pengumuman pemilu Amerika Serikat (AS) dan kejelasan stimulus AS. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (27/10), rupiah menguat 0,17% ke Rp 14.625 per dolar AS. Kompak, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah menguat 0,04% ke Rp 14.690 per dolar AS. 

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penguatan rupiah sore ini didukung oleh data pertumbuhan ekonomi Korea Selatan yang dirilis lebih baik dari perkiraan pasar. "Pemulihan ekonomi di Korea Selatan mulai terlihat ini menyulut menguatnya won dan mata uang Asia, termasuk rupiah terhadap dollar AS," kata Josua, Selasa (27/10). 

Baca Juga: IHSG melemah 0,31% ke 5.128 pada Selasa (27/10), asing kembali mencetak net sell

Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong menambahkan ketidakpastian stimulus AS membuat dolar AS tertekan dan rupiah jadi menguat. Dari dalam negeri, terlihat yield obligasi kembali bergerak turun. Artinya, asing mulai kembali masuk ke pasar obligasi dan membuat rupiah menguat. 

Josua mengatakan pergerakan rupiah setelah libur panjang pekan ini akan dipengaruhi oleh data ekonomi AS, seperti advance GDP kuartal III dan klaim pengangguran. 

Sementara itu, rupiah berpotensi kembali melemah jika kekhawatiran mengenai pandemi kembali meningkat. Lihat saja, kawasan Eropa kembali menerapkan lockdown dan berpotensi membatasi penguatan rupiah. 

Baca Juga: Terdakwa kasus Jiwasraya divonis penjara seumur hidup, ini tanggapan BEI

Lukman mengatakan pelaku pasar juga cenderung bersikap wait and see hingga hasil pemilu AS keluar. Lukman menganalisis secara teknikal rupiah berpotensi kembali melemah tetapi tidak signifikan di rentang Rp 14.600 per dolar AS hingga Rp 14.700 per dolar AS. 

Sementara, Josua memproyeksikan rupiah di Senin (2/10) berada di rentang Rp 14.600 per dolar AS hingga Rp 14.725 per dolar AS. 

Baca Juga: Kinerja masih tertekan, ini rekomendasi saham-saham perbakan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×