kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah IPO, begini strategi Mitratel untuk menggenjot kinerja


Senin, 22 November 2021 / 13:59 WIB
Setelah IPO, begini strategi Mitratel untuk menggenjot kinerja
Direktur Utama?PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk Theodorus Ardi Hartoko saat pencatatan perdana saham MTEL alias Mitratel di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (22/11/2021).


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Senin (22/11).

Emiten yang bergerak di bisnis menara telekomunikasi ini telah menggelar penawaran umum perdana (IPO) dengan jumlah sebanyak 23.493.524.800 saham biasa atas nama dengan nilai keseluruhan nilai penawaran umum perdana saham adalah sebesar Rp 18,79 triliun. Besaran saham itu dipatok pada harga Rp 800 per saham.

Direktur Utama Dayamitra Telekomunikasi Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, hajatan IPO ini merupakan langkah strategis yang dilakukan perusahaan. Lebih lanjut ia berharap IPO ini dapat meningkatkan awareness investor internasional ataupun internasional terhadap perusahaan.

Menurutnya, sekarang ini kondisi bisnis tower di Indonesia sedang mengalami dinamika yang sangat positif. Hal ini ditopang oleh kebijakan yang mengizinkan investor asing untuk berinvestasi di perusahaan tower.

“Kondisi bisnis tower di Indonesia sedang mengalami dinamika yang sangat positif, ada perubahan kebijakan yang mengizinkan investor asing berinvestasi pada persuahaan menara. Selanjutnya perkembangan teknologi 5G akan membuat industri tower bertumbuh karena kebutuhan ekspansi coverage layanan mobile di Indonesia,” paparnya, Senin (22/11).

Baca Juga: Resmi melantai, saham MTEL bergerak melemah pada perdagangan perdana

Di kesempatan yang sama Direktur Bisnis Mitratel Noorhayati Candrasuci membeberkan sejumlah strategi Mitratel menumbuhkan bisnis pasca IPO. 

Ia bilang MTEL mempunyai 4 pilar strategi guna mendorong pertumbuhan kinerja. Pertama, memperkuat market dengan pengembangan organik atau kolokasi.

“Khusus pengembangan organik kami akan meningkatkan tenancy ratio. Kemudian untuk mempercepat pertumbuhan, kami juga melakukan pengembangan di non organik dalam hal ini kita akan melakukan akuisisi bisnis," ungkapnya.

Selanjutnya, MTEL juga akan mengembangkan bisnis dalam mendukung digital infrastruktur, khusunya 5G. Kemudian emiten ini juga akan melakukan program efisiensi.

Sebelumnya diberitakan, Dayamitra Telekomunikasi menargetkan pendapatan perusahaan dapat tumbuh sekitar 11% setiap tahunnya dalam dua sampai tiga tahun ke depan. Begitu juga dengan EBITDA yang dibidik dapat meningkat sekitar 13% per tahun.

Sebagai informasi, dalam tiga tahun terakhir, Mitratel menunjukkan pertumbuhan kinerja yang tergolong konsisten, baik dari segi top line maupun bottom line. 

Pendapatan Mitratel pada 2018 ke 2019 meningkat 17,92% year on year (yoy), dari Rp 4,52 triliun menjadi Rp 5,33 triliun. Kemudian, pendapatan Mitratel tahun 2019-2020 tumbuh 16,14% yoy, dari Rp 5,33 triliun menjadi Rp 6,19 triliun.

Dari segi bottom line, laba periode berjalan Mitratel pada 2018 ke 2019 naik 9,74% yoy, dari Rp 449,6 miliar menjadi Rp 493,4 miliar. Lalu, pada 2019 ke 2020, laba periode berjalan Mitratel meningkat 22% yoy, dari Rp 493,4 miliar menjadi Rp 602 miliar.

Sementara itu, sepanjang enam bulan pertama 2021, Mitratel membukukan total pendapatan Rp 3,23 triliun atau naik 11% dibandingkan pendapatan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,91 triliun. Laba periode berjalan Mitratel per Juni 2021 melesat 355,88% yoy, dari Rp 153,7 miliar menjadi Rp 700,7 miliar.

Selanjutnya: Penyebab saham Telkom Indonesia (TLKM) melonjak signifikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×