Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) belakangan ini terlihat sepi. Hal tersebut tercermin dari Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) Bursa yang semakin menciut.
Nilai transaksi BEI pada Senin (10/6) hanya Rp 8,88 triliun. Padahal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menutup perdagangan dengan menguat 0,34% atau naik 23,59 poin ke level 6.921,54.
Sepanjang perdagangan pekan lalu, RNTH Bursa mencapai Rp 10,38 triliun. Jika dibandingkan periode 27–31 Mei 2024, RNTH Bursa pekan lalu lebih rendah 42,69% dari Rp 18,12 triliun.
Pasalnya penurunan RNTH ini beriringan dengan aksi ajakan mogok transaksi saham yang tengah bergaung di beberapa kelompok saham. Meski begitu, Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai masih terlalu dini menilai penurunan RNTH.
Baca Juga: Lirik Rekomendasi Saham Pilihan Reliance Sekuritas untuk Hari Ini (11/6)
Irvan Susandy, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia mengatakan memang dalam tiga hari terakhir RNTH Bursa di bawah Rp 10 triliun, tetapi secara year to date masih tumbuh 12,06% dari posisi 2023.
"Masih terlalu dini untuk menilai faktor penyebab penurunan nilai transaksi dalam tiga hari terakhir ini, Namun ada beberapa faktor yang belakangan ini menjadi perhatian investor," katanya kepada Kontan, Senin (10/6).
Pertama, ekspektasi akan inflasi dan suku bunga tinggi yang mendorong kenaikan imbal hasil US Treasury. Kedua, beberapa rilis data-data ekonomi dalam negeri yang turut mempengaruhi sentimen pasar.
Head of Equity Research Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro menilai sepinya transaksi di bursa saham belakangan ini juga dipengaruhi oleh perginya dana investor asing ke negara lain.
Pada perdagangan Senin (10/6), investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 296,06 miliar. Jika ditarik lebih jauh lagi, dalam sepekan terakhir net sell asing telah mencapai Rp 2,34 triliun.
"Memang arus modal dari Indonesia ke negara-negara berkembang lain, seperti India dan China. Kalau dari domestik datang dari suku bunga SRBI yang tinggi," kata Satria saat ditemui.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Pilihan untuk Perdagangan Hari Ini (11/6)
Satria mencermati sedang terjadi pengalihan arus modal dari pasar saham ke pasar obligasi dan SRBI. Ini sejalan dengan suku bunga domestik terutama SBRI yang cukup tinggi.
Kendati begitu, posisi IHSG yang sedang terkoreksi belakangan ini menjadi sebuah peluang bagi investor. Terutama dalam mengoleksi saham-saham blue chip yang harganya sudah tergolong murah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News