Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan ditutup naik 56,324 poin ke level 5.396,724. Menguatnya indeks pada akhir pekan karena faktor internal memiliki kemampuan menahan tekanan eksternal. Data ekonomi Indonesia yang telah dirilis, menurut analis Reliance Securities Lanjar Nafi, juga turut mampu menahan tekanan eksternal, seperti cadangan devisa, tingkat penjualan ritel, rilisnya beberapa laporan kinerja keuangan perbankan, dan sentimen pengangkatan menteri baru (Jonan-Arcandra, Menteri-Wamen ESDM) yang dinilai propasar. Kata Lanjar lagi kepada Antara, diproyeksikan IHSG pada pekan depan bergerak di kisaran 5.355-5.480 poin.
Berikut pergerakan IHSG selama sepekan ini:
Senin (10/10), IHSG sempat terpeleset ke zona merah di awal transaksi perdagangan. Namun, indeks berhasil bangkit. Pada pukul 09.25 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,32% menjadi 5.394,48. Ada 113 saham yang melaju di awal pagi ini. Sementara itu, jumlah saham yang turun sebanyak 61 saham dan 78 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 4,113 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 1,904 triliun.
Sesi I, IHSG terpeleset ke zona merah. Pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,08% menjadi 5.372,69. Ada 117 saham yang menyeret kinerja indeks. Sementara itu, jumlah saham yang naik sebanyak 140 saham dan 95 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 9,324 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,278 triliun.
Sesi II, IHSG tergelincir di tengah saham regional yang menghijau perdagangan. Mengacu data RTI, indeks ditutup terkoreksi 0,30% atau 16,321 poin ke level 5.360,82. Ada 165 saham bergerak turun, 135 saham bergerak naik, 93 saham stagnan. Perdagangan awal pekan ini melibatkan 12,14 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,54 triliun.
Selasa (11/10), IHSG pagi mengekor bursa Asia. Data yang dihimpun RTI menunjukkan, pada pukul 09.11 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,35% menjadi 5,379,018. Setidaknya, ada 136 saham yang melaju. Sementara itu, jumlah saham yang turun sebanyak 37 saham dan 72 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 910,894 juta saham dengan nilai transaksi Rp 337,913 miliar.
Sesi I, IHSG akhirnya menyerah. Pada akhir sesi, indeks tercatat turun 0,24% menjadi 5.347,49. Ada 148 saham yang merosot. Sementara itu, jumlah saham yang naik sebanyak 113 saham dan 100 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 7,830 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,306 triliun. Asing membukukan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 248,6 miliar di seluruh market dan Rp 35,6 miliar di pasar reguler.
Sesi II, IHSG mampu berbalik arah di menit akhir perdagangan. Mengacu data RTI, indeks berakhir naik 0,39% atau 21,169 poin ke level 5.381,997. Ada 137 saham bergerak naik, 156 saham bergerak turun, dan 101 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 11,1 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,80 triliun.
Rabu (12/10), IHSG kembali bergerak ke zona. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.10 WIB, indeks tercatat turun 0,38% menjadi 5.361,9. Ada 100 saham yang turun membuat kinerja indeks melempem. Sementara itu, jumlah saham yang naik sebanyak 68 saham dan 60 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 620,282 juta saham dengan nilai transaksi Rp 415,258 miliar.
Sesi I, setelah tertekan di zona merah di awal transaksi pagi tadi, indeks berakhir flat. Pada pukul 12.00 WIB, indeks ditutup dengan penurunan tipis 0,06% menjadi 5.378,26. Ada 136 saham yang tertekan. Sementara itu, jumlah saham yang naik sebanyak 117 saham dan 94 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 3,901 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,752 triliun.
Sesi II, IHSG ikut tergelincir di tengah spekulasi The Fed rate dan pilpres AS. Mengacu data RTI, indeks ditutup tergerus 0,32% atau 17,386 poin ke level 5.364,611. Volume perdagangan hari ini 8,14 miliar lots saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,51 triliun. Ada 159 saham turun, 123 saham bergerak naik, 94 stagnan.
Kamis (13/10), IHSG melaju di zona positif pada transaksi perdagangan pagi ini. Mengutip data RTI, pada pukul 09.05 WIB, indeks tercatat naik 0,24% menjadi 5.377,28. Ada 89 saham yang melaju. Sementara itu, jumlah saham yang turun sebanyak 41 saham dan 65 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 317,263 juta saham dengan nilai transaksi Rp 208,010 miliar.
Sesi I, IHSG lagi-lagi harus kembali ke zona merah. Pada akhir transaksi sesi, indeks mencatatkan penurunan 0,16% menjadi 5.356,03. Padahal, indeks sempat dibuka di zona hijau dan bertengger di level 5.384,555. Ada 136 saham yang menggerus kinerja indeks. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 113 saham dan 92 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 4,216 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,796 triliun.
Sesi II, IHSG kembali memerah mengikuti jatuhnya pasar saham regional tersengat kinerja ekspor China yang mengecewakan. Mengacu data RTI, indeks ditutup turun 0,45% atau 24,211 poin ke level 5.340,400. Ada 192 saham bergerak turun, 104 saham bergerak naik, dan 86 saham stagnan. Volume perdagangan hari ini 8,39 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,53 triliun.
Jumat (14/10), IHSG melaju di zona positif pada transaksi perdagangan akhir pekan ini. Mengutip data RTI, pada pukul 09.10 WIB, indeks tercatat naik 0,16% menjadi 5.348,05. Kendati demikian, indeks sempat terpeleset ke zona merah di awal transaksi. Ada 111 saham yang melaju. Sementara itu, jumlah saham yang turun sebanyak 50 saham dan 63 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 351,731 juta saham dengan nilai transaksi Rp 349,337 miliar.
Sesi I, IHSG bergerak liar di sepanjang transaksi sesi ini. Mengutip data RTI, pada pukul 11.30 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,05% menjadi 5.337,68. Penurunan 131 saham menyeret kinerja indeks. Sementara itu, ada 116 saham yang naik dan 85 saham bergerak di tempat. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 3,755 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,001 triliun.
Sesi II, IHSG melejit mengikuti laju penguatan pasar regional menutup pekan ini. Mengacu data RTI, indeks naik 1,05% atau 56,324 poin ke level 5.396,724 pukul 15.50 WIB. Ada 165 saham bergerak naik, 111 saham bergerak turun, dan 93 saham stagnan. Perdagangan akhir pekan ini melibatkan 7,68 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,69 triliun.
Rupiah
Dalam sepekan terakhir rupiah melemah tipis. Rupiah hanya tergerus 0,34% dalam sepekan terakhir. Melemahnya rupiah lebih disebabkan oleh faktor eksternal, karena internal sedang dipenuhi oleh sentimen positif. Apalagi di akhir pekan ini ada pelantikan Jonan-Arcandra sebagai Menteri ESDM dan Wamen ESDM yang direspon positif pasar. Berikut pergerakan rupiah selama sepekan:
Senin (10/10), awal pekan, posisi rupiah kembali perkasa. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 10.09 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level Rp 12.962 per dollar AS. Dengan demikian, rupiah mencatatkan penguatan 0,2% dibandingkan dengan akhir pekan lalu yang berada di level Rp 12.989 per dollar AS. Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) rupiah pagi ini juga menguat ke level Rp 12.969 per dollar. Sekadar perbandingan, kurs JISDOR akhir pekan lalu berada di posisi Rp 13.002.
Sore, posisi rupiah kembali perkasa. Mengutip dataBloomberg, pada pukul 10.09 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level Rp 12.962 per dollar AS. Dengan demikian, rupiah mencatatkan penguatan 0,2% dibanding akhir pekan lalu yang berada di level Rp 12.989 per dollar AS. Sementara itu, kurs JISDOR rupiah pagi ini juga menguat ke level Rp 12.969 per dollar. Sekadar perbandingan, kurs JISDOR akhir pekan lalu berada di posisi Rp 13.002.
• "Dollar AS terkoreksi terhadap sebagian besar mata uang utama dunia setelah data tenaga kerja Amerika Serikat menambah pekerja dengan jumlah lebih sedikit di bulan September," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari Antara. Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan, rupiah bergerak menguat seiring dengan cadangan devisa yang naik. Namun, sepertinya Bank Indonesia tidak ingin pasokan dollar AS yang terlalu berlimpah di pasar yang dapat mendorong rupiah yang terlalu kuat.
Selasa (11/10), otot rupiah mengendur kembali di hadapan dollar AS. Mengacu data Bloomberg, rupiah di pasar spot ke Rp 13.032 per dollar AS atau melemah 0,42% dari sebelumnya Rp 12.977 per dollar AS.
• Sentimen dalam negeri sedang dipenuhi rapor hijau. Wahyu Tri Wibowo, analis PT Central Capital Futures, melihat bahwa pelemahan rupiah memang disebabkan oleh faktor dari luar. "Potensi dollar AS menguat masih ada terkait wacana fed rate dan hal ini masih bisa menekan rupiah." kata Wahyu. Selain itu, secara teknikal Wahyu juga melihat pelemahan rupiah Selasa (4/10) ini adalah hal yang wajar. "Memang terlihat pasangan USD/IDR sudah mulai oversold," tambah dia.
Rabu (12/10), rupiah akhirnya unjuk gigi di hadapan dollar AS. Di pasar spot, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat 0,11% ke level Rp 13.018 dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Sementara itu, di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah melemah 0,24% di Rp 13.023.
• Analis PT Esandar Arthamas Berjangka, Tonny Mariano, mengatakan, belum ada faktor yang mampu membuat rupiah melemah. Kondisi fundamental dalam negeri cukup positif dengan dukungan program Tax Amnesty. "Keseriusan Presiden Joko Widodo untuk mencegah dan memberantas korupsi terutama oleh pejabat negara juga membawa efek positif bagi rupiah," imbuhnya.
Kamis (13/10), kurs rupiah kembali tergelincir di hadapan dollar AS Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah ke Rp 13.073 per dollar AS turun 0,42% dari sebelumnya Rp 13.018 per dollar AS pukul 15:59 WIB. Sementara itu, nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi JISDOR hari ini berada di posisi Rp 13.028 per dollar AS. Sekadar perbandingan, kurs JISDOR rupiah kemarin bertengger di level Rp 13.023 per dollar AS.
• "Nlai tukar rupiah masih tertekan isu global walaupun beberapa berita positif seperti membaiknya realisasi pajak serta harapan tinggi didapatkannya peringkat 'investment grade' dari Standard & Poor's," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta dikutip dari Antara. Ia mengatakan bahwa salah satu faktor yang menekan rupiah yakni harga minyak mentah dunia yang melemah. "Rupiah juga melemah bersama dengan mayoritas kurs di kawasan Asia terhadap dolar AS," katanya.
Jumat (14/10), berdasarkan data RTI, pada pukul 10.30 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level Rp 13.071 per dollar AS. Sementara itu, kemarin, posisi rupiah ditutup pada level Rp 13.073 per dollar AS. Adapun berdasarkan kurs JISDOR, kurs rupiah melemah 0,14% ke level Rp 13.047 dari posisi sebelumnya Rp 13.028 per dollar AS.
Sore, di pasar spot, kurs rupiah menguat 0,31% ke level Rp 13.033 per dollar AS dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Namun dalam sepekan terakhir, rupiah tergerus 0,34%. Sementara itu di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah melemah 0,15% di Rp 13.047 pada akhir pekan dan terkikis 0,19% sepekan terakhir.
• David Sumual, Analis PT Bank Central Asia menuturkan, kenaikan harga minyak mentah dunia membawa sentimen positif bagi rupiah di akhir pekan. Tetapi dalam sepekan terakhir, pergerakan rupiah masih dibayangi oleh ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed. Klaim pengangguran mingguan AS pekan lalu sebesar 246.000 berada di bawah proyeksi sebesar 252.000. "Ini menguatkan ekspektasi kemungkinan pengetatan moneter The Fed," ujar David. Dalam catatan rapat bulan lalu, The Fed juga sepakat untuk menaikkan tingkat suku bunga.
Emas
Dalam sepekan emas Antam hanya mengalami kenikan Rp 2.000. Dibuka di level Rp 599.000 per gram dan ditutup di akhir pekan pada level Rp 601.000. Brikut pergerakan harga emas Antam selama sepekan:
Sesin (10/10), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 599.000.
Selasa (11/10), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 599.000. Angka ini tidak berubah dari posisi harga Senin (10/10).
Rabu (12/10), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 599.000. Angka ini tidak berubah dari posisi harga Selasa (11/10).
Kamis (13/10), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 600.000. Angka ini naik Rp 1.000 dari posisi harga Rabu (12/10)
Jumat (14/10), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 601.000. Angka ini naik Rp 1.000 dari posisi harga Kamis (13/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News