Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) mencatatkan nilai kontrak baru Rp 6,6 triliun hingga bulan Desember 2023. Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Beton Dedi Indra mengatakan, proyek besar yang menyumbang perolehan kontrak didominasi oleh proyek di bidang infrastruktur sebesar 65,83%.
Lalu, sektor industri sebesar 13,06%, sektor properti sebesar 10,74%, sektor kelistrikan sebesar 7,42%, disusul sektor energi sebesar 2,50%, dan sektor tambang sebesar 0,45%.
Dilihat dari pemilik proyek, perolehan ini didapat dari pelanggan eksternal sebesar 92,52% dan internal sebesar 7,48%. Pelanggan eksternal berasal dari pihak swasta sebesar 78,52%, BUMN sebesar 12,91%, dan Pemerintah sebesar 1,09%.
“Sedangkan pelanggan internal terdiri dari WIKA Holding sebesar 6,49%, dan afiliasi WIKA sebesar 0,98%,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (19/1).
Baca Juga: Ekspansi Bisnis, Ace Hardware (ACES) Membuka Toko Baru Perdana di Awal Tahun 2024
Untuk tahun 2024, WTON menargetkan nilai kontrak sebesar Rp 7,48 triliun, atau meningkat 13% dari pencapaian tahun 2023.
“Peningkatan target ini didasarkan pada sejumlah proyek milik swasta dan pemerintah yang masih tumbuh dan tetap dilaksanakan sepanjang tahun 2024,” ungkapnya.
Sejumlah proyek yang disasar untuk mencapai target tersebut di antaranya adalah pembangunan jalan tol, IKN, infrastruktur pabrik swasta, bendungan, pelabuhan, gedung perkantoran, proyek perkeretaapian LRT dan MRT, serta yang lainnya.
“Untuk menunjang pencapaian tersebut, pada tahun ini perseroan mengalokasikan anggaran belanja modal sebesar Rp230,17 miliar,” paparnya.
Dedi mengungkapkan, sejumlah langkah yang dilakukan WTON dalam menjaga likuiditas di antaranya adalah selektif mengerjakan proyek yang memiliki pendanaan baik dan mengatur cashflow dengan sistem pembayaran bertahap, sehingga rasio RTO (receivable turn over) menjadi baik.
“Kami juga mengatur rencana produksi, sehingga tidak mengakibatkan persediaan yang relatif tinggi,” ungkapnya.
Pada tahun 2024, kata Dedi, WTON juga memiliki kontrak carry over sebesar Rp 4 triliun yang dapat mengisi perolehan penjualan sepanjang tahun politik berlangsung.
Baca Juga: Kinerja Terimbas Kenaikan Pajak Hiburan, Ini Strategi Lima Dua Lima Tiga (LUCY)
Berdasarkan kajian data internal dan past performance WTON, proyek pada tahun pemilu berlangsung masih berjalan dengan baik. Sebab, sudah dianggarkan pada tahun sebelumnya oleh pemerintah.
Tantangannya justru terjadi satu tahun setelah pemilu berlangsung, karena proyek dilaksanakan oleh pemerintahan yang baru.
“Strategi WIKA Beton adalah mencari tambahan perolehan proyek non-APBN antara lain sektor swasta, BUMN, serta pasar luar negeri,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News