kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Sepanjang tahun 2019, penjualan Kimia Farma (KAEF) naik 11,1%


Jumat, 27 Maret 2020 / 14:03 WIB
Sepanjang tahun 2019, penjualan Kimia Farma (KAEF) naik 11,1%
ILUSTRASI. Kimia farma Tbk (KAEF). Sepanjang tahun 2019, penjualan Kimia Farma naik 11,1% KONTAN/Baihaki/29/10/2015


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pelat merah PT Kimia Farma (Persero) Tbk mencatatkan kenaikan penjualan sepanjang tahun 2019. Emiten dengan kode KAEF itu mengantongi penjualan hingga Rp 9,4 triliun, naik 11,11% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 8,46 triliun. 

Dilihat dari segmennya, penjualan lokal masih mendominasi hingga Rp 9,21 triliun atau setara 97,97%. Sebesar Rp 190 miliar lainnya berasal dari penjualan luar negeri. 

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) siapkan Rp 25 miliar untuk bantu menanggulangi covid-19

Adapun di lokal, penjualan pihak ketika berkontribusi hingga Rp 7,96 triliun dan penjualan pihak berelasi berkontribusi Rp 1,25 triliun. Untuk luar negeri, penjualan garam kina mendominasi hingga berkontribusi Rp 174,59 miliar. Disusul penjualan yodium dan derivat hingga Rp 12,52 miliar, serta penjualan obat dan alat kesehatan mencapai Rp  3,01 miliar. 

Jika dilihat dari lini produknya, penjualan produksi pihak ketiga lebih mendominasi pasar dibandingkan lini penjualan produksi entitas. Penjualan produksi pihak ketiga mencapai Rp 5,83 triliun. Sebesar Rp 2,57 triliun di antaranya dikontribusikan oleh obat ethical. Sementara itu, lini produk dari penjualan produksi entitas berkontribusi hingga Rp 3,57 triliun terhadap KAEF. Penjualan Obat Generik yang mencapai Rp 1,42 triliun menjadi penopangnya. 

Akan tetapi, pertumbuhan penjualan ini tidak bisa mendongkrak laba tahun berjalan KAEF. Berdasar laporan keuangannya, laba tahun berjalan emiten farmasi itu turun signifikan menjadi Rp 15,89 miliar dari tahun sebelumnya sebelumnya Rp 535,08 miliar.

Laba tahun berjalan terkikis oleh beban-beban yang membengkak. Salah satunya selisih kurs mata uang asing yang meningkat hingga 95,36% year on year (YoY), dari sebelumnya Rp 2,59 miliar menjadi Rp 5,06 miliar. Beban keuangan KAEF juga naik lebih dari dua kali lipat menjadi Rp 497,97 miliar dari sebelumnya Rp 227,22 miliar. 

Baca Juga: Produsen Ultra Milk (ULTJ) bukukan penjualan Rp 6,24 triliun pada 2019

Adapun dari laba tahun berjalan tersebut, laba yang dapat diatribusikan kepada kepentingan non-pengendali sebenarnya mencapai  Rp 28,61 miliar. Akan tetapi, jumlah itu terkoreksi oleh rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang mencapai Rp 12,72 miliar. 

Sementara dilihat dari asetnya sepanjang 2019, KAEF memiliki jumlah aset total hingga Rp 18,35 miliar naik dari tahun sebelumnya Rp 11,33 miliar. Liabilitas perusahaan juga naik  52,37% YoY menjadi Rp 10,94 miliar dari sebelumnya Rp 7,18 miliar. Ekuitasnya juga naik hampir dua kali lipat menjadi Rp 7,41 miliar dari sebelumnya Rp 4,15 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×