kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,13   -1,63   -0.18%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepanjang 2021, Imbal Hasil SUN Tenor Panjang Naik Paling Tinggi


Senin, 10 Januari 2022 / 05:45 WIB
Sepanjang 2021, Imbal Hasil SUN Tenor Panjang Naik Paling Tinggi


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) bergerak menguat. Namun, imbal hasil SUN tenor panjang masih membukukan kenaikan imbal hasil. 

Return ICBI secara tahun berjalan tercatat sebesar +5,91% dari level 314,2467 menjadi 332,8078. Angka tersebut menurun dibanding  akhir tahun 2020 yang mencatatkan return hingga +14,49%. 

Secara spesifik, di tahun 2021 kinerja obligasi pemerintah yang tercermin dari INDOBeXG-Total Return mencatatkan return tahun berjalan sebesar +5,52% dari level 309,0529 ke level 326,1186. 

Baca Juga: Pemerintah Perpanjang Insentif PPh DTP Bunga SBN untuk Jenis SBN Ini

Sementara kinerja obligasi korporasi atau INDOBeXC-Total Return menghasilkan return tahun berjalan sebesar +10,48% dari 333,0763 menjadi 367,9748. 

Di tahun 2021, ketiga indeks return tersebut masing-masing berhasil mencapai  rekor tertingginya yakni di tanggal 30 Desember. Sedangkan pasar saham di tahun 2021 mencatatkan positif return sebesar +10,08%. Pada akhir tahun 2021, IHSG ditutup di level 6.581,48 dari sebelumnya di level 5.979,07 pada akhir tahun 2020. 

Analis PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) dalam rilis Jumat (7/1) menjelaskan, pola imbal hasil alias yield obligasi pemerintah membentuk pola bear steepener yakni kondisi dimana kelompok tenor panjang mengalami kenaikan rata-rata yield paling besar. 

Rata-rata kenaikan yield kelompok tenor panjang yakni tenor lebih dari 7 tahun sebesar +24,08bps. Sementara tenor menengah yakni 5-7 tahun mencatatkan kenaikan rata-rata yield sebesar +11,24bps, sementara tenor pendek atau tenor kurang dari 5 tahun turun sebesar -20,20bps.

Baca Juga: Pekan Pertama Tahun 2022, Capital Outflow Capai Rp 1,68 Triliun

PHEI dalam rilis akhir tahun juga menjelaskan jika yield Surat Utang Negara (SUN) seri benchmark tahun 2021 bergerak variatif. Di tahun 2021, penurunan yield dicatatkan oleh seri SUN benchmark tenor 5 tahun atau FR0086 (TTM 4,29 tahun) sebesar -8,78bps dari level 5,1488% menjadi 5,0611%. 

Penurunan yield juga terjadi pada pada seri FR0088 (TTM 14,47 tahun) atau SUN benchmark tenor 15 tahun turun sebesar -4,67bps dari 6,2699% menjadi 6,2231%. 
Sedangkan kenaikan yield dicatatkan SUN benchmark tenor 10 tahun yakni seri FR0087 (TTM 9,13 tahun) sebesar +49,95bps ke level 6,3538% dari 5,8543% dan FR0083 (TTM 18,30 tahun) atau SUN acuan tenor 20 tahun juga naik +53,11bps ke level 7,0450% dari 6,5138%. 

Sejalan dengan pergerakan yield, harga kelompok SUN seri benchmark juga bervariatif. Harga SUN seri FR0086 naik sebesar +6,57bps dari level 101,6000% ke level 101,6657%, FR0087 turun -388,10bps dari 104,8725% ke 100,9915%. Seri FR0088 mengalami kenaikan harga +45,00bps dari 99,8000% ke 100.2500%. Namun, pada seri FR0083 turun -610,58bps dari 110,7286% ke 104,62%.

Baca Juga: Tumbuh Lebih Dari 90% Sepanjang 2021, Kini Investor Pasar Modal Capai 7,49 juta




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×