kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.202   60,78   0,85%
  • KOMPAS100 1.106   11,13   1,02%
  • LQ45 878   12,09   1,40%
  • ISSI 220   0,63   0,29%
  • IDX30 449   6,48   1,46%
  • IDXHIDIV20 540   5,30   0,99%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,17   0,13%
  • IDXQ30 149   1,68   1,14%

Sentimen yang Mendorong Penguatan Rupiah pada Perdagangan Kamis (2/2)


Kamis, 02 Februari 2023 / 19:21 WIB
Sentimen yang Mendorong Penguatan Rupiah pada Perdagangan Kamis (2/2)
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta, Selasa (31/1/2023).Sentimen yang Mendorong Penguatan Rupiah pada Perdagangan Kamis (2/2).


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat hari ini, Kamis (2/2) pasca The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Rupiah di pasar spot naik 0,58% menjadi Rp 14.888 per dolar AS pada Kamis (2/2). Sementara, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) menguat 0,82% ke level Rp 14.868 per dolar AS.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin sudah diantisipasi pasar. “Pasar sudah tidak kaget lagi, meskipun The Fed juga menyatakan bahwa proses kenaikan suku bunga itu masih bisa berlanjut,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (2/2).

Baca Juga: Laju Kenaikan Fed Rate Melambat, Saham Bank Digital Menguat

Menurut Alwi, pasar lebih terpaku pada pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang menyatakan bahwa proses disinflansi AS telah dimulai.

Dengan inflasi di AS yang sudah mencapai puncaknya, akan mengurangi tekanan bank sentral untuk menaikkan suku bunga lebih agresif.

“Ini menyebabkan pelaku pasar memperkirakan siklus kenaikan suku bunga The Fed kemungkinan akan segera berakhir. Ini jadi faktor pelemahan dolar AS dan jadi sentimen positif untuk rupiah,” ungkapnya.

Selain itu, penguatan rupiah juga ditunjang dengan data-data perekonomian dalam negeri yang cukup bagus dalam minggu ini. Misalnya, Purchasing Managers's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang tumbuh 51,3 pada Januari 2023, melebihi prediksi awal sebesar 50,8.

“Ini menandakan bahwa sektor manufaktur kita tampak naik, apalagi setelah PPKM Covid-19 diakhiri,” paparnya.

Baca Juga: Bursa Saham AS Menguat Merespon Pernyataan The Fed

Lalu, inflasi Indonesia yang melandai ke 5,3%, melebihi prediksi awal sebesar 5,4%. “Artinya, dengan inflasi yang terus melandai, ada harapan bahwa daya beli masyarakat juga bisa meningkat, sehingga ini bisa mendorong sentimen positif buat rupiah,” tuturnya.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penguatan rupiah terjadi setelah pengumuman Federal Market Open Committee (FOMC) terkait kenaikan suku bunga The Fed.

Sebagai informasi, The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Baca Juga: Kebijakan Suku Bunga Tidak Lagi Mengikis Harga Emas

“Hal itu mendorong sentimen risk-on di pasar Asia, dan kemudian mempengaruhi penguatan nilai tukar rupiah,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (2/2).

Baik Alwi maupun Josua memperkirakan rupiah masih akan menguat pada perdagangan esok hari (3/2) dengan sentimen yang sama seperti hari ini.

Alwi memprediksi rupiah akan berkisar di Rp 14.810 - Rp 14.930 per dolar AS. Sementara, Josua memproyeksikan rupiah berada di rentang Rp 14.825 - 14.925 per dolar AS.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×