Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Mata uang rupiah kembali perkasa meninggalkan level Rp 13.000 per dollar Amerika Serikat (AS). Di pasar spot, Senin (3/10) rupiah ke level Rp 12.983 per dollar AS atau menguat 0,45% dari penutupan pekan lalu Rp 13.042 per dollar AS.
"Rilis inflasi September 2016 yang terbilang masih stabil mendukung rupiah untuk kembali terapresiasi terhadap dollar AS," kata pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova dilansir dari Antara.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada September 2016 terjadi inflasi sebesar 0,22 %, sehingga inflasi tahun kalender Januari-September 2016 mencapai 1,97 % dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (yoy) 3,07 %.
Di sisi lain, lanjut dia, ekspektasi pasar terhadap ekonomi domestik yang masih positif juga turut menopang rupiah, aset berdenominasi rupiah tetap diminati.
"Sentimen positif dari dalam negeri cukup mendominasi di tengah redupnya sentimen dari bank sentral AS mengenai kebijakan kenaikan suku bunga acuan," katanya.
Dari eksternal, lanjut dia, adanya kesepakatan dari anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk membatasi produksinya masih membebani laju dollar AS di kawasan Asia, termasuk di dalam negeri.
Terpantau, harga minyak mentah dunia jenis WTI crude pada Senin (3/10) sore ini menguat 0,97 % ke posisi 48,71 dollar AS per barel dan Brent crude naik 1,06 % ke level 50,72 dollar AS per barel.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.010 dibandingkan Jumat (30/9) Rp12.998.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News