Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah hampir sepekan menguat, nilai tukar rupiah kembali melemah ke level 13.000. Di pasar spot, Jumat (30/9), kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) berada di Rp 13.042 per dollar AS, melemah 0,54% dari hari sebelumnya.
Sedangkan menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah terkoreksi 0,35% jadi Rp 12.998 per dollar AS. Pengamat ekonomi dan pasar uang Farial Anwar mengatakan, penguatan rupiah awal pekan lalu masih didominasi faktor internal.
"Dana repatriasi yang masuk ke kas negara dalam jumlah besar pada hari terakhir penutupan periode pertama amnesti pajak membantu penguatan rupiah di level 12.000 pekan lalu," ucap dia.
Farial juga menilai pemangkasan BI 7-day reverse repo rate masih menjadi katalis pendongkrak rupiah. Apalagi jika bank-bank umum turut membantu menurunkan bunga pinjaman.
Sedangkan pelemahan rupiah di akhir pekan, menurut analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto, terjadi karena ada intervensi BI dengan cara membeli dollar AS dalam jumlah besar untuk mengurangi kecepatan naiknya rupiah.
"Karena apabila rupiah naik terlalu pesat dalam jangka pendek, rupiah dikhawatirkan sulit bersaing dengan mata uang lain," kata Rully.
Sejumlah data ekonomi AS yang dirilis akhir pekan lalu berpotensi menggoyang pergerakan rupiah awal pekan ini. Maklum, data ekonomi AS menjadi indikator bagi The Fed dalam memutuskan kenaikan suku bunga.
Namun, Rully memprediksi suku bunga The Fed baru akan naik Desember nanti. Hari ini, Rully memprediksi rupiah bergerak antara Rp 12.975-Rp 13.100. Sedangkan Farial memprediksi rupiah bergerak di Rp 12.900-Rp 13.100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News