kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.787   8,00   0,05%
  • IDX 7.464   -15,87   -0,21%
  • KOMPAS100 1.153   -1,04   -0,09%
  • LQ45 914   0,87   0,10%
  • ISSI 225   -1,16   -0,51%
  • IDX30 472   1,38   0,29%
  • IDXHIDIV20 570   2,55   0,45%
  • IDX80 132   0,07   0,05%
  • IDXV30 140   1,22   0,88%
  • IDXQ30 158   0,44   0,28%

Sentimen vaksin hentikan tren penguatan emas


Senin, 07 Desember 2020 / 17:04 WIB
Sentimen vaksin hentikan tren penguatan emas
ILUSTRASI. Harga emas. REUTERS/Michael Dalder/File Photo


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas yang sempat menguat, perlahan mulai mengalami koreksi. Setelah pada penutupan Jumat (4/12), emas spot terkoreksi, pada perdagangan hari ini Senin (7/12), nampaknya harga emas spot akan kembali turun.

Merujuk Bloomberg, pada pukul 16.45 WIB, harga emas spot berada di level US$ 1.830,32 per ons troi, turun 0,46% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menjelaskan, optimisme pasar dalam beberapa hari terakhir menjadi sentimen yang memukul aset safe haven tersebut. Menurutnya, perkembangan vaksin yang sudah mulai didistribusikan semakin meningkatkan risk appetite investor, tak pelak harga si kuning tersebut mengalami koreksi.

“Tak hanya soal vaksin, perkembangan stimulus di Amerika Serikat (AS) turut mendorong minat investor untuk beralih ke aset yang lebih berisiko, baik obligasi maupun saham. Walau demikian, perlu dicermati pelemahan ini kemungkinan akan bersifat terbatas,” jelas Faisyal kepada Kontan.co.id, Senin (7/12).

Lebih lanjut, Faisyal mengungkapkan, saat ini isu antara AS dengan China kembali memanas. Hal ini dipicu oleh langkah pemerintah AS yang berencana akan memberikan sanksi ke 12 pejabat China terkait aksi di Hongkong. 

Baca Juga: Harga emas siang ini di Pegadaian, Senin 7 Desember 2020

Tak hanya itu, AS juga akan memasukkan beberapa perusahaan China ke daftar hitam kerjasama karena indikasi digunakan oleh militer China.

Walau secara jangka pendek emas cenderung berada dalam tren koreksi, beberapa pemain besar di pasar berjangka justru memprediksi harga bakal naik. Hal ini terlihat dari strategi mereka yang memasang posisi jangka panjang untuk emas. 

Namun, Faisyal meragukan kemilau emas akan kembali bersinar terang.

“Terpilihnya Joe Biden sebenarnya justru akan membuat emas kurang menarik. Dari calon menteri keuangan dan gubernur The Fed, punya track record yang stagnan, sekalipun stimulus akan digelontorkan pun, aset berisiko akan jauh lebih diuntungkan dan diburu investor. Belum lagi, jika Biden bisa memperbaiki hubungan dengan China, tentu akan semakin minim sentimen untuk emas,” tambah Faisyal.

Salah satu faktor yang mungkin yang justru mengangkat harga emas adalah ketika ternyata vaksin tidak semanjur yang diharapkan. Pasalnya, hingga saat ini vaksin masih berada ataupun lolos tahap ketiga, proses distribusinya pun belum pasti. Fasiyal melihat ini berpeluang membuat emas kembali dilirik.

Tapi, secara umum, untuk tahun depan, Faisyal memperkirakan tren emas tidak akan sebaik tahun ini dan akan terkoreksi. Berdasarkan hitungannya, untuk akhir tahun ini, emas bisa bergerak turun ke US$ 1.750 per ons troi. Sementara untuk tahun depan berpeluang ke area US$ 1.600-an per ons troi.

“Jadi, untuk yang sudah pegang emas, mungkin bisa segera jual karena potensi harga yang akan semakin turun. Sementara bagi yang hendak membeli, sebaiknya wait and see terlebih dahulu, setidaknya sampai perkembangan vaksin,” pungkas Faisyal.

Selanjutnya: Harga emas spot bergerak tipis ke US$ 1.838 per ons troi jelang siang ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×