kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Sentimen pilpres AS pacu penguatan rupiah terhadap dolar AS dalam sepekan


Jumat, 30 Oktober 2020 / 19:46 WIB
Sentimen pilpres AS pacu penguatan rupiah terhadap dolar AS dalam sepekan
ILUSTRASI. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diyakini masih bisa berlanjut sepekan ke depan.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diyakini masih bisa berlanjut sepekan ke depan. Dimana, sepekan ini rupiah juga berhasil menguat berkat sentimen dari eksternal.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Selasa (27/10) rupiah berhasil ditutup menguat 0,17% ke level Rp 14.625 per dollar AS dan menguat 0,24% dalam sepekan terhadap dollar AS dari level Rp 14.660 per dollar AS pada Jumat (23/10).

Sedangkan data kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR) mencatatkan penguatan rupiah 0,04% ke level Rp 14.690 per dollar AS atau menguat 0,32% dalam sepekan.

Baca Juga: Setelah libur panjang pekan ini, rupiah berpotensi berbalik melemah terbatas

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, penguatan rupiah terjadi seiring sentimen pemilu AS.

"Ada ketidakpastian di internal AS, sehingga investor global masuk lagi ke emerging market," kata Bhima kepada Kontan, Jumat (30/10).

Hal tersebut juga tercermin dari arus dana asing yang sebelumnya deras keluar, perlahan mulai menurun.

Baca Juga: Kurs pajak hari ini 28 Oktober-3 November 2020, rupiah menguat terhadap dollar AS

Di sisi lain, untuk sentimen domestik lebih dipengaruhi oleh libur panjang, meskipun tingkat konsumsi belum naik. Ditambah lagi, pelaku pasar juga mencermati rilis pertumbuhan ekonomi pada kuartal ke III pada 5 November mendatang dan data PMI Markit Indonesia pada 2 November.

Menurut Bhima, data PMI akan menjadi arahan prospek emiten di sektor manufaktur, apakah mulai recovery atau masih berada di bawah level optimum produksi.

"Sentimen sepekan ini lebih kuat dan didominasi sentimen eksternal seperti pemilu AS dan progres stimulus AS," tandasnya.

Selanjutnya: Kurs dollar-rupiah Bank Mandiri hari ini Selasa 27 Oktober, cek sebelum tukar valas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×