Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (8/2) rupiah berhasil menguat 0,13% ke level Rp 13.955 per dollar AS. Namun, dalam satu pekan terakhir, rupiah masih terkoreksi 0,05% dihadapan the greenback.
Sementara bila dilihat dari kurs tengah rupiah di Bank Indonesia, rupiah melemah 0,10% ke level Rp 13.992 per dollar AS pada perdagangan Jumat ini. Sepanjang pekan ini, rupiah di BI juga melemah sebesar 0,10%.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, sejumlah sentimen dari dalam negeri berpengaruh signifikan terhadap pergerakan rupiah dalam beberapa hari terakhir. Salah satunya adalah data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang naik 5,17% sepanjang 2018. Hasil positif tersebut membuat kurs rupiah di pasar spot sempat menguat hingga level Rp 13.920 per dollar AS.
Namun, berkurangnya cadangan devisa di bulan Januari 2019 menjadi US$ 120,07 miliar menghambat laju penguatan rupiah secara lebih lanjut.
Selain itu, defisit transaki berjalan Indonesia sebesar US$ 9,1 miliar atau setara 3,57% dari produk domestik bruto (PDB) juga bisa berdampak negatif bagi rupiah. “Respons terhadap defisit transaksi berjalan kemungkinan akan terlihat di awal pekan nanti,” ujar Ibrahim.
Sementara dari sentimen eksternal, mata uang garuda mendapat sentimen positif di pekan ini setelah rencana perundingan dagang antara AS dan China di akhir Februari nanti hampir pasti terwujud.
Di sisi lain, sentimen negatif hadir setelah Bank of England menurunkan target pertumbuhan ekonomi Inggris dari 1,7% menjadi 1,3% di tahun ini akibat efek masalah Brexit. “Tapi revisi ini tidak bisa selalu dianggap negatif, karena paling tidak para pelaku pasar bisa melakukan antisipasi sentimen tersebut sejak dini,” ungkap Ibrahim.
Ia pun memperkirakan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.900—Rp 14.020 per dollar AS sepanjang pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News