Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Hari ini, rupiah diprediksi masih rentan terkoreksi, antisipasi pengumuman kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) pada pertengahan September. Akhir pekan lalu, rupiah melemah 0,01% ketimbang hari sebelumnya menjadi Rp 14.172,30 per dollar AS di pasar spot. Rupiah pada kurs tengah Bank Indonesia turun 0,12% ke Rp 14.178.
Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang Bank Mandiri, menjelaskan, pelemahan rupiah akibat data ekonomi AS yang mengkilap. Misalnya, data manufaktur dan neraca perdagangan yang lebih baik ketimbang bulan sebelumnya. "Dari sisi domestik, rupiah minim sentimen positif," katanya.
Tonny Mariano, Analis Esandar Arthamas Berjangka, mengungkapkan hal senada. Tonny menilai, rupiah bisa mencuri kesempatan untuk menguat terbatas hari ini. Data non-farm employment change AS per Juli lebih rendah ketimbang Juni. Kendati demikian, rupiah berpeluang tergerus akibat spekulasi kenaikan bunga acuan AS. Tonny memprediksi, rupiah akan bergulir pada Rp 14.120 – Rp 14.220.
Reny memprediksi, rupiah berpotensi melemah pada rentang Rp 14.150 – Rp 14.200 akibat bayang-bayang kenaikan suku bunga AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News