Reporter: Yoliawan H | Editor: Agung Jatmiko
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kinerja penjualan PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP) sepanjang semester I/2018 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Per 30 Juni 2018, angka penjualan MAGP tercatat mencapai Rp 889,34 juta, turun 7,45% dibandingkan pencapaian semester I/2017 yang sebesar Rp 67,13 miliar.
Penurunan penjualan tersebut dikarenakan perseroan tidak menjual produk minyak sawit mentah seperti tahun lalu. Tahun ini perusahaan hanya menjual produk tandan buah segar (TBS).
Penurunan penjualan ini membuat perseroan belum mampu keluar dari kondisi rugi. Bahkan, rugi bersih yang diderita perusahaan paruh pertama tahun ini lebih besar ketimbang periode yang sama tahun lalu. Pada semester I/2018 MAGP membukukan rugi bersih sebesar Rp 6,20 miliar, lebih besar dari rugi bersih tahun sebelumnya sebesar Rp 5,32 miliar. Kerugian ini diakibatkan perseroan tidak dapat menutupi beban penjualan semester I tahun ini yang mencapai Rp 4,44 miliar.
Direktur Keuangan PT Multi Agro Gemilang Plantation, Ari Wintarto mengatakan penyebab kerugian perseroan utamanya masih disebabkan dari penghapusan tanaman. Jika melihat data di 2017, luas penghapusan tanah mencapai 2.467 hektar atau senilai Rp 150,50 miliar.
“Tantangan perseroan masih cukup tinggi terutama harus beroperasi di kondisi keuangan yang minim,” ujar Ari saat ditemui di acara paparan publik MAGP, Senin (6/8).
Lebih lanjut, Ari menjelaskan oleh karena itu aset perseroan menjadi tergerus. Mengacu pada laporan keuangan per Juni 2018, total aset MAGP sebesar Rp 963,55 milar. Padahal tahun sebelumnya aset perusahaan mencapai Rp 977,45 miliar.
Kendala lain yang dihadapi oleh perusahaan adalah harga jual CPO yang fluktuatif dan dipengaruhi pasar global. Kampanye negatif terkait CPO di negara-negara Eropa. Hama gajah di perkebunan daerah Aceh, penghapusan akibat tanaman mati, klaim dari masyarakat dan kekurangan dana operasional.
Asal tahu saja saat ini perseroan kurang lebih memiliki lahan dengan status hak guna usaha (HGU) sebesar 9.873 hektar dan seluas 6.904 hektar telah ditanami. Lokasi perkebunan perusahaan tersebar di Aceh Jaya, Kalimantan Barat, Tembilahan dan Mempawah. Untuk pabrik kelapa sawit hanya ada di Aceh Jaya. Harapannya tahun ini perseroan dapat memaksimalkan aset yang ada dan memperbaiki kinerja keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News