kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semester I, Laba Bersih SMART Melonjak 150%


Rabu, 11 Agustus 2010 / 09:11 WIB
Semester I, Laba Bersih SMART Melonjak 150%


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kenaikan harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) sejak awal tahun ini makin menebalkan isi dompet PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART). Perolehan laba bersihnya di semester I-2010 melesat 150,72%, dari Rp 209 miliar di semester sama 2009 menjadi Rp 524 miliar.

Investor Relations SMART Pinta Sari Chandra menjelaskan, pada paruh pertama 2010, harga rata-rata CPO SMART US$ 769 per ton, naik 28,1% dari semester I-2009, seharga US$ 600 per ton. Berkat kenaikan harga CPO tadi, pendapatan SMAR melonjak 21% dari Rp 6,9 triliun menjadi Rp 8,32 triliun.

Sumber pendapatan itu berasal dari minyak goreng Rp 506 miliar dan margarin Rp 383 miliar. Pendapatan terbesar dari produk CPO dan turunannya sebesar Rp 4,2 triliun. Berkat kenaikan pendapatan itu, laba usaha SMART turut terdongkrak 62,04% menjadi Rp 666 miliar. Sementara, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) naik 50% jadi Rp 901 miliar.

Padahal, pada periode tersebut, sejatinya volume produksi SMART turun. Sebagai contoh, produksi CPO turun dari 286.509 ton menjadi 277.200 ton. Kemudian, produksi tandan buah segar (TBS) terkikis 4,6% menjadi 1 juta ton. Sedangkan, produksi kernel turun 2,5% dari 62.612 ton menjadi 61.023 ton.

Pinta membantah penurunan produksi CPO dan TBS dilakukan menyusul pemutusan kontrak pembelian oleh Unilever dan Nestle. Menurut dia, kontribusi kedua perusahaan pengolahan makanan tersebut hanya 4%-5% dari total penjualan. "Konsumen kita banyak. Penjualan ke Unilever dan Nestle dialihkan ke perusahaaan lain," tandasnya, kemarin (10/8).

Pinta menuturkan, berkurangnya produksi CPO di semester I lalu itu terjadi akibat curah hujan yang tinggi. Akibatnya, masa panen kelapa sawit pun tidak maksimal.
Mengingat hujan masih juga turun, Pinta memperkirakan, hingga akhir tahun ini produksi CPO SMAR hanya akan tumbuh sekitar 5%. Selama 2009, total volume CPO SMAR mencapai 640.000 ton.

Kendati produksi turun, Pinta tetap optimistis kinerja perusahaan akan lebih baik ketimbang tahun lalu. Pasalnya, harga CPO di pasar kian meninggi. Senin (9/8) lalu, harga CPO untuk kontrak pengiriman Oktober di bursa derivatif Malaysia menyentuh level US$ 868,3 per ton. "Kami berharap, harga CPO di kisaran US$ 700-US$ 800 per ton hingga akhir tahun nanti," imbuh Pinta.

Vice President Riset Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere meramal, harga CPO tahun ini berpeluang menanjak hingga ke level US$ 900 per ton. Kenaikan itu dipicu oleh fenomena La Nina yang diprediksi memangkas produksi CPO di Malaysia hingga 500.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×